Prabowo Pilih Sikap Bijak Hadapi Desakan Copot Gibran, Wiranto: Perbedaan Pandangan Itu Hal Lumrah

Top Post Ad

Repelita Jakarta - Presiden terpilih Prabowo Subianto menanggapi santai desakan pencopotan Gibran Rakabuming Raka dari posisi Wakil Presiden.

Desakan tersebut disuarakan oleh Forum Purnawirawan TNI-Polri.

Pernyataan mereka disampaikan melalui surat resmi yang ditujukan kepada MPR.

Menanggapi hal itu, Jenderal TNI (Purn) Wiranto selaku penasihat khusus presiden angkat bicara.

Ia mengatakan, Prabowo menghormati pendapat para purnawirawan.

"Presiden menghargai usulan dari para purnawirawan," ujar Wiranto di Istana Kepresidenan Jakarta.

Menurut Wiranto, Prabowo tidak akan gegabah dalam menyikapi tuntutan tersebut.

Prabowo disebut ingin mempelajari terlebih dahulu isi tuntutan yang dilayangkan.

"Beliau akan pelajari satu per satu karena ini menyangkut masalah yang fundamental," katanya.

Wiranto menegaskan bahwa perbedaan pendapat adalah hal biasa dalam kehidupan berdemokrasi.

"Perbedaan pandangan itu wajar saja," ucapnya.

Baca Juga

• Siaga 98 Desak Pengakhiran Polemik Ijazah Jokowi untuk Fokus Hadapi Tantangan Bangsa
• Jokowi Gunakan Kasus Ijazah Palsu untuk Tes Loyalitas Kapolri dan Lindungi Posisi Gibran
• Keanehan Bukti Pembayaran SPP Jokowi Bikin Banyak Pertanyaan Tajam
• Kepolisian Dinilai Masih Di Bawah Bayang-Bayang Jokowi di Tengah Polemik Ijazah

Ia meminta masyarakat tidak memperkeruh suasana dengan isu-isu yang memecah belah.

"Kita sedang menghadapi banyak tantangan, jadi jangan menambah ketegangan," tambahnya.

Sebelumnya, Forum Purnawirawan TNI-Polri menyampaikan delapan poin pernyataan sikap.

Salah satu poinnya adalah permintaan pencopotan Gibran sebagai Wapres.

Desakan ini dianggap sebagai reaksi atas hasil Pilpres 2024 yang menuai kontroversi.

Namun, Prabowo dinilai tetap memegang prinsip menjaga stabilitas nasional.

"Presiden menghormati dan memahami pikiran-pikiran itu," ujar Wiranto lagi.

Sikap ini dinilai mencerminkan pendekatan yang tenang dan konstruktif.

Prabowo disebut memilih jalan dialog dan penyatuan.

Ia ingin meminimalisir gesekan politik yang bisa merugikan masyarakat luas.

Hal ini menjadi penegasan bahwa stabilitas bangsa lebih penting dari kepentingan politik sesaat.

(*)

Editor: 91224 R-ID Elok