Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Gara-gara Takut Difoto Ijazahnya, Netizen Ramai-Ramai Unggah Bukti Pendidikan dan Sindir Mantan Presiden Lewat Animasi AI

 

Repelita, Jakarta - Gara-gara enggan difoto ijazahnya, mantan presiden yang kini menjadi sorotan kembali memicu reaksi keras dari publik. Warganet pun merespons dengan kreatif, menciptakan tren baru di media sosial yang disebut "Diploma Challenge".

Insiden bermula saat rombongan media yang hendak meliput di depan rumah mantan presiden di Sumber, Solo, dicegat oleh pengawalnya. Mereka diminta menyerahkan perangkat komunikasi, termasuk kamera dan ponsel, sebelum mendekat.

Sikap ini memunculkan kecurigaan, apalagi sebelumnya sejumlah kelompok seperti TPUA dan TPIJ sudah lebih dulu menuntut transparansi soal ijazah sang mantan presiden.

Alih-alih menunjukkan ijazah secara terbuka, ia justru berdalih hanya akan melakukannya di pengadilan. Publik menilai tindakan tersebut sebagai bentuk ketakutan terhadap kemungkinan ijazah tersebut kembali diperiksa dan dianalisis.

Warganet Indonesia, yang dikenal kreatif dan tajam, langsung merespons. Mereka mengunggah ijazah dan foto-foto wisuda pribadi dengan tagar "Diploma Challenge".

Mulai dari rakyat biasa hingga tokoh nasional, beramai-ramai menunjukkan dokumen pendidikan mereka. Beberapa di antaranya adalah Prof Tono Saksono, Prof Saratri Wilnoyudho, Prof Zainal Arifin Mochtar, hingga Ustadz Abdul Somad.

Baca Juga

Bahkan Dr. Roy Suryo juga turut serta mengunggah ijazah S-1 asli UGM dan foto wisudanya tahun 1991 di Balairung UGM.

Kreativitas netizen tak berhenti di situ. Sebuah akun TikTok @matt_kampoeng membuat film animasi berbasis AI berdurasi hampir tiga menit yang menyindir peristiwa ini.

Dalam film tersebut, karakter fiktif bernama Junius Wedus digambarkan sebagai sosok pengadu domba yang sukses meniti karier dengan berbagai jurus licik. Film itu menampilkan sindiran terhadap tokoh bermasalah yang disebut-sebut menyembunyikan ijazahnya.

Istilah "404 Ijazah Not Found" juga kembali viral, mengingatkan pada mural yang pernah menghiasi dinding di Cengkareng dan menggambarkan pesan kegagalan transparansi.

Pesan moral dari film tersebut jelas: wajah polos tidak menjamin karakter yang baik. Masyarakat semakin sadar dan kritis terhadap kepemimpinan yang tidak transparan.

Roy Suryo menilai, ada upaya mengadu domba dan memanfaatkan media demi menggiring opini publik. Namun, menurutnya, rakyat sudah jeli dan tidak mudah terprovokasi.

Ia pun meyakini kebenaran akan terungkap. Gusti Allah ora sare. Desakan agar mantan presiden diadili terus digaungkan melalui tagar #AdiliJokowi dan #MakzulkanFufufafa.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved