Repelita, Jakarta - Pengamat kebijakan publik Gigin Praginanto menyoroti tajam lolosnya eks pimpinan KPK, Nurul Ghufron, dalam seleksi calon hakim agung.
Gigin menilai keputusan itu menunjukkan bahwa komedi di negeri ini belum berakhir.
Nurul Ghufron diketahui pernah dijatuhi sanksi etik oleh Dewan Pengawas KPK saat masih menjabat.
Namun kini ia lolos seleksi administrasi sebagai calon hakim agung di Mahkamah Agung.
Komisi Yudisial sebelumnya mengumumkan 161 orang lolos dari total 183 pendaftar calon hakim agung.
Sementara untuk calon hakim ad hoc HAM, hanya 18 orang yang lolos dari 24 pendaftar.
Melalui akun X pribadinya, Gigin menilai realitas ini sebagai ironi yang menyedihkan.
“Sudah terlalu banyak komedi mengenaskan di negeri ini,” cuit Gigin.
“Ternyata masih ditambah lagi,” sambungnya.
Ia juga menyindir sistem hukum yang menurutnya bisa dikendalikan oleh uang.
“Kini pepatah 'uang yang mengatur negara' bagaikan dua sisi dari mata uang yang sama,” tulisnya.
“Yaitu 'uang yang mengatur vonis',” imbuhnya.
Sejumlah netizen turut bereaksi atas kabar ini.
“Etik dilanggar, masih bisa jadi hakim agung? Absurd,” tulis akun @ran****.
“Pantas hukum kita makin tumpul ke atas,” ujar akun @bambang***.
“Negara kita lucu tapi tidak bikin ketawa,” timpal akun lainnya.
Nurul Ghufron sebelumnya pernah dilaporkan karena diduga menyalahgunakan wewenang terkait mutasi pegawai KPK.
Ia pun dinyatakan bersalah oleh Dewan Pengawas dan dijatuhi sanksi etik.
Kini, keterlibatannya dalam seleksi hakim agung kembali menuai sorotan publik.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok