Repelita, Jakarta - Sutradara film Sayap-sayap Patah, Denny Siregar, menyoroti kondisi politik Indonesia yang dinilainya semakin absurd.
Denny membandingkan situasi Indonesia dengan negara-negara lain yang tengah menghadapi perang dagang, terutama antara China dan Amerika Serikat.
Menurutnya, ketika dunia sedang sibuk berperang secara ekonomi dan strategi global, Indonesia justru sibuk memperdebatkan keaslian ijazah seorang mantan presiden.
"Negara lain sedang perang dagang, Indonesia sedang perang ijazah," sindir Denny lewat akun X @DennySiregar7.
Sindiran itu mengarah pada polemik berkepanjangan soal keaslian ijazah Presiden ke-7 RI, Jokowi.
Isu tersebut kembali mencuat setelah munculnya foto lama saat Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Dalam foto kunjungan ke PT Sritex pada 20 September 2006, tercantum nama “Drs. Jokowi Widodo”, bukan “Ir. Joko Widodo” seperti yang tertera di berbagai dokumen resmi lainnya.
Polemik ini pun kembali menjadi perdebatan di media sosial.
Ferdinand Hutahaean, mantan politikus PDIP, ikut buka suara dan menyebut persoalan ini makin rumit karena tidak pernah diselesaikan lewat jalur hukum.
"Bagi saya sekarang persoalan ijazah Pak Jokowi ini sudah menjadi semakin runyam," ujarnya.
Ferdinand menilai Jokowi justru sedang memanfaatkan situasi tersebut untuk tetap eksis di ruang publik.
"Seolah-olah ia pihak yang dizalimi. Padahal ini hanya strategi agar terus muncul dalam sorotan media," katanya.
Ia menyarankan agar polemik ini segera dibawa ke pengadilan untuk diuji keasliannya secara ilmiah.
"Kalau benar mau dibuktikan, harus melalui uji forensik. Uji karbon misalnya, untuk tahu apakah dokumen itu benar-benar dibuat tahun 1985," jelasnya.
Ia menegaskan bahwa masyarakat memiliki hak untuk menggugat karena Jokowi pernah menjabat sebagai pejabat publik di berbagai tingkatan.
"Publik punya legal standing karena Jokowi pernah jadi presiden, gubernur, dan wali kota. Itu dasar hukum yang kuat," pungkasnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok