Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Usulan Senjata Laras Panjang untuk Pengamanan Mudik Menuai Kritik Warganet: "Jalur Mudik Bukan Jalur Gaza"

Top Post Ad

Repelita Jakarta - Usulan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, agar personel TNI dan Polri dibekali senjata laras panjang selama pengamanan mudik Lebaran 2025 menuai respons dari warganet. Sebagian besar netizen menilai langkah tersebut berlebihan dan tidak sesuai dengan kebutuhan nyata selama mudik.

Gubernur Luthfi sebelumnya meminta agar aparat keamanan dibekali senjata laras panjang untuk mengantisipasi potensi gangguan keamanan, seperti aksi begal atau terorisme. Namun, warganet justru mempertanyakan efektivitas dan urgensi dari usulan tersebut.

Banyak warganet yang menganggap usulan tersebut tidak relevan dengan kondisi sebenarnya selama mudik. Salah satu akun Twitter, @RichHealthyFun, mengomentari dengan nada satire:

“Bang, jalur mudik ini bang, bukan jalur Gaza. Lu butuh bedil panjang buat nembak isriwi?”

Komentar tersebut mendapat ribuan like dan retweet, menunjukkan bahwa banyak netizen yang merasa usulan tersebut berlebihan. Beberapa warganet juga menyoroti potensi penyalahgunaan senjata laras panjang oleh aparat.

“Gak usah. Pengadaan senjata cuma jadi proyek doang nanti. Cukup taruh beberapa sniper di titik rawan kejahatan. Lagian, aparat bukannya udah pegang pistol? Buat apa lagi laras panjang? Pegang pistol aja sering arogan, ngeri kali kalo pegang senapan," cetus akun @RidNgemiL.

Komentar serupa juga datang dari akun @AqsaDipta, yang mengingatkan insiden-insiden sebelumnya di mana aparat dinilai terlalu cepat menggunakan senjata api.

“Baru pegang pistol udah tembak anak sekolah, pemilik mobil yang disewakan. Apalagi kalau di-upgrade jadi laras panjang, di mana ada ratusan ribu warga sipil yang berdesak-desakan di stasiun, di terminal, dan di rest area yang rela antri hanya untuk sekadar kencing," tukasnya.

Warganet juga mengkritik fokus pemerintah yang dinilai salah arah. Akun @dimarootop menyoroti bahwa masalah utama mudik bukanlah terorisme, melainkan hal-hal yang lebih mendasar seperti ketersediaan tiket, parkir, dan fasilitas umum.

“Gubernur Jateng minta TNI-Polri bawa laras panjang saat amankan mudik karena takut teroris. Padahal yang lebih menakutkan, 12 juta orang berebut tiket, 31 juta berburu parkir, dan 146 juta berusaha masuk toilet rest area. Teroris saja ngeri lihat mudik lebaran, apalagi ditambah," imbuhnya.

Beberapa lainnya bahkan menyoroti mental pemimpin yang dinilai terlalu paranoid.

“Anjing, ni orang-orang pada gilanya semua. Orang mudik dibikin kayak tentara Israel awasin pengungsi Palestina. Negara punya dosa apa ya sampe semua pemimpinnya bermental zionis gini?," kata @HitamSmt.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meminta agar personel TNI dan Polri yang bertugas mengamankan arus mudik dan balik Lebaran 2025 dibekali senjata laras panjang. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi potensi gangguan keamanan selama momen mudik.

“Tolong nanti Pak Kapolda dan Pak Pangdam, anggotanya dikasih striking force yakni anggota dibekali senjata laras panjang,” ujar Luthfi dikutip pada Kamis (20/3/2025).

Luthfi menjelaskan bahwa aparat bersenjata laras panjang akan ditempatkan di sejumlah titik yang memiliki potensi gangguan keamanan tinggi, seperti masjid dan pusat keramaian. Ia menekankan pentingnya pencegahan tindak pidana, termasuk aksi begal atau terorisme, yang dapat mengganggu kelancaran mudik.

“Pelayanan aparat keamanan dalam arus mudik Lebaran bukan hanya operasi pelayanan kemanusiaan saja. Namun juga diperlukan pencegahan tindak pidana,” tegas Luthfi.

Luthfi mengungkapkan kekhawatirannya terhadap potensi aksi kejahatan yang dapat terjadi selama mudik. Ia berharap dengan adanya pengamanan ketat, masyarakat dapat menjalankan tradisi mudik dengan aman dan nyaman.

“Kami tidak ingin ada aksi-aksi seperti begal atau bahkan terorisme yang mengganggu momen mudik Lebaran mendatang,” tambahnya.

Di sisi lain, Kementerian Perhubungan telah menyiapkan berbagai langkah untuk mengantisipasi lonjakan arus mudik dan balik. Prediksi pergerakan masyarakat yang mencapai 146,48 juta jiwa menjadi tantangan besar bagi pemerintah untuk memastikan kelancaran transportasi dan keamanan selama mudik.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Below Post Ad


Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved