Sindiran Anies di Masjid UGM Disorot, Raja Juli Antoni: Masjid Tempat Sindir Politik

Top Post Ad

 

Repelita Jakarta - Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyoroti ceramah Anies Baswedan yang disampaikan di Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM). Melalui cuitannya di akun X pribadi, ia menilai masjid kini menjadi tempat sindiran politik.

"Masjid tempat ibadah❌ Masjid tempat sindir politik✅," tulisnya.

Raja Juli juga menyoroti judul berita yang membahas ceramah Anies. "Ceramah Penuh Sindirian Dari Anies Baswedan di Masjid Kampus UGM," sebutnya.

Sebelumnya, Anies Baswedan mendapat perhatian publik setelah membawakan ceramah dalam acara Kuliah Umum Ramadhan di Kampus UGM, Senin. Isi ceramahnya dinilai mengandung sindiran terhadap kondisi pemerintahan saat ini.

Dalam ceramahnya, Anies menyinggung perbedaan antara pembangunan manusia dan pembangunan infrastruktur yang bisa dilakukan dalam waktu singkat.

Baca Juga

• Dua Turis Israel Lari Terbirit-birit Dihajar Lady Boy Saat Berwisata di Thailand
• GEGER Gaji Guru Honorer Rp883 Ribu untuk Tiga Bulan, Unggahan di TikTok Tuai Perhatian Netizen
• Mobil HR-V Mogok Usai Isi Pertamax di SPBU Solo, Diduga Tercampur Air
• Ganjar Pranowo Beri Tanda Tangan kepada Bocah SD Usai Ceramah Ramadan, Netizen Terhibur

"Untuk urusan pembangunan manusia, waktunya tidak bisa lima tahunan. Kalau ekonomi, infrastruktur bisa," ujar Anies.

Ia juga menyindir cepatnya pembangunan infrastruktur dibanding pembangunan manusia. "Bikin jembatan satu tahun selesai, bikin gedung Gelanggang Mahasiswa itu cepat selesai. Pangling soalnya. Gelap juga ya di situ," sindirnya.

Sindiran Anies juga berlanjut saat menyinggung kondisi di sekitar kampus. "Iya saya pas lewat situ UGM kok gelap yah. Awas lo kalau jadi #UGMgelap, masalah itu," tambahnya.

Selain itu, Anies juga menyinggung proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang dinilai membutuhkan waktu lama.

"Nah, membangun itu cepat. Membangun bandara cepat, yang agak lama itu membangun ibukota. Itu agak lama itu," sebutnya.

Ceramah Anies pun menuai beragam reaksi di media sosial. Beberapa mendukung pandangannya, sementara yang lain mengkritiknya karena dinilai menyelipkan unsur politik dalam ceramah keagamaan. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok