Repelita Jakarta - Pengamat Politik Rocky Gerung mengkritik cara pemerintah berkomunikasi dengan publik, terutama terkait defisit anggaran yang mencapai Rp31,2 triliun. Menurutnya, komunikator istana terkesan memanipulasi situasi dengan mempertahankan optimisme palsu.
“Setiap kali ada pertanyaan dari wartawan atau netizen, komunikator istana selalu memberikan jawaban yang sama: 'Tidak ada masalah, kami bisa atasi ini.' Ini justru memperburuk keadaan, karena rakyat merasa tidak dipahami dan disiapkan untuk menghadapi kenyataan,” ujar Rocky.
Rocky Gerung juga menyoroti peran Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia menyebutkan bahwa Sri Mulyani lebih terlihat sebagai politisi daripada seorang ekonom yang mengelola anggaran negara.
“Sri Mulyani seharusnya memberikan penjelasan yang jujur tentang kondisi APBN, bukan terjebak dalam permainan politik. Masyarakat berhak tahu apa yang sebenarnya terjadi,” katanya.
Rocky Gerung juga mengomentari isu pengunduran diri Sri Mulyani yang belakangan muncul dalam spekulasi publik. “Jika Sri Mulyani mengundurkan diri, itu menandakan bahwa dia mungkin merasa tidak mampu mengelola APBN atau ada tekanan politik yang tak bisa dia tahan,” ungkapnya.
Ia memperingatkan, jika tidak ada perbaikan segera, krisis ekonomi yang semakin dekat dapat mempengaruhi stabilitas politik dan sosial Indonesia.
“Krisis ekonomi sudah di depan mata. Jika APBN tidak dikelola dengan benar untuk kepentingan rakyat, maka Indonesia akan semakin terperosok dalam ketidakpastian ekonomi,” tutupnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok