Repelita Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menunjukkan sikap yang berbanding terbalik terhadap mantan Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Jika dulu PSI mati-matian membela Ahok, kini justru menjadi pihak yang paling lantang mengkritiknya.
PSI menyesalkan sikap Ahok yang dinilai tidak memanfaatkan jabatannya sebagai komisaris utama untuk membenahi Pertamina. Partai yang kini dipimpin Kaesang Pangarep itu menilai Ahok hanya bersuara setelah kasus dugaan BBM oplosan mencuat ke publik, yang menunjukkan bahwa ia telah mengabaikan tugasnya.
Perubahan sikap PSI ini menjadi sorotan Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno. Menurutnya, PSI sebelumnya dikenal sebagai partai yang selalu membela Ahok sejak lama.
"Bisa kita bayangkan PSI belakangan ikut-ikutan menyerang Ahok, kita kan tahu PSI ini partai politik yang 'paling Ahok' sejak lama," kata Adi dalam kanal YouTube pribadinya, Jumat 7 Maret 2025.
Adi menjelaskan bahwa saat Ahok menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, PSI selalu membelanya, bahkan ketika Ahok menghadapi banyak serangan politik. Namun kini, situasinya berubah, dan Ahok seolah berjalan sendirian tanpa dukungan dari partai yang dulu menjadi benteng pertahanannya.
"Ahok kini seolah berjalan sendirian tanpa teman," ujar Adi yang juga analis politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Menurut Adi, perubahan sikap PSI ini dipengaruhi oleh dinamika politik, terutama karena Ahok merupakan kader PDIP, partai yang kini berada di luar pemerintahan setelah kalah dalam Pilpres 2024.
"Itulah realita dalam politik kita, tidak ada teman dan lawan abadi," tandas Adi Prayitno.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok