Repelita Jakarta - Wasekjen PB PGRI, Ketua Badan Khusus Komunikasi dan Digitalisasi, Wijaya Winarja memberikan klarifikasi secara terbuka terkait pembelaan oknum guru viral berinisial S.
Klarifikasi yang dilakukan dengan penuh penegasan di Gedung Guru Indonesia kemudian dibagikan secara luas melalui platform Instagram @pbpgri_official.
Sebagai perwakilan pengurus besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Wijaya menyatakan sikap terkait konten viral yang dilakukan oleh oknum guru berinisial S, baik melalui media sosial maupun media online.
"Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), menyatakan sikap, secara tegas, tidak memberikan pendampingan, pembelaan, dan dukungan terhadap oknum guru S," ujar Wijaya, dikutip Minggu (23/3/2025).
Lebih lanjut, Wijaya menegaskan bahwa PGRI tetap menjunjung tinggi kode etik guru Indonesia, norma agama, dan peraturan yang berlaku terkait transaksi elektronik.
"Kami tetap menjunjung tinggi kode etik guru Indonesia, norma agama, dan peraturan yang berlaku terkait dengan transaksi elektronik," tegasnya.
Wijaya menjelaskan bahwa pengurus besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) kabupaten Jember dan PGRI Jawa Timur, di bawah kepemimpinan Joko Awe, secara tegas tidak membenarkan perilaku oknum guru S tersebut.
PGRI meminta status kepegawaian atau status gurunya untuk ditinjau ulang sesuai dengan perilaku yang telah mencoreng profesi guru.
Sebagai penutup klarifikasi, Wijaya kembali menegaskan penolakannya terhadap pembelaan oknum guru viral S. Ia menyatakan bahwa PGRI tetap menjunjung tinggi kode etik guru Indonesia, norma agama, serta undang-undang ITE yang berlaku. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok
![[BREAKING NEWS] Kebrutalan Aparat di Malang Saat Aksi Tolak Dwifungsi ABRI, Publik Ramai Laporkan Dugaan Pelanggaran HAM ke Dunia Internasional](https://static.promediateknologi.id/crop/0x0:0x0/750x500/webp/photo/p1/01/2025/03/24/Malang-1-1833289928.jpg)
