Repelita Jakarta - Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, dibuat emosi oleh anggota Komisi IV DPR RI, drh. Haji Slamet, saat rapat kerja di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta. Slamet menuding data yang disampaikan Amran sebagai "abal-abal", memicu ketegangan dalam rapat tersebut.
Dalam rapat yang membahas kinerja Kementerian Pertanian, Slamet, yang merupakan anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Barat IV (Kota Sukabumi dan Kabupaten Sukabumi), menyebut program kementerian sebagai "abal-abal". Pernyataan ini langsung memicu reaksi keras dari Amran. "Pak, jangan begitu. Ini bulan puasa, berarti saya bohong kalau begitu. Bapak jangan selalu menganggap bapak selalu benar. Kita ini puasa, abal-abal itu, bapak menganggap kita bohong. Jangan begitu, Pak Slamet, nggak boleh begitu. Seakan-akan saya terdakwa, nggak boleh begitu, Pak," ujar Amran dengan nada tinggi.
Amran kemudian membantah tuduhan Slamet dengan menunjukkan sejumlah bukti data. "Ini buktinya, Pak. Coba bukakan data itu, jangan bapak bilang bohong," tegasnya. Slamet pun membalas dengan menegaskan bahwa rapat memiliki aturan dan pimpinan rapat yang berwenang. "Pak, rapat ini ada aturannya. Kami tadi sudah diizinkan oleh pimpinan. Yang punya wewenang pimpinan," kata Slamet.
Ketegangan ini akhirnya mereda setelah Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediyati Hariyadi, memberikan kesempatan kepada Amran untuk melanjutkan paparan program Kementerian Pertanian.
Sosok Slamet pun menjadi sorotan usai kejadian tersebut. Lahir di Rembang, Jawa Tengah, pada 19 Mei 1971, Slamet adalah politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ia merupakan anggota DPR RI periode 2019-2024 dari daerah pemilihan Jawa Barat IV. Sebelumnya, ia juga pernah menduduki Komisi VI DPR RI yang membidangi perdagangan, perindustrian, investasi, koperasi, UMKM, BUMN, dan standardisasi nasional.
Slamet dikenal sebagai pendiri dan penggerak Paguyuban Ibu Berdaya, sebuah komunitas ibu-ibu yang bergerak memutus mata rantai rentenir di Sukabumi. Paguyuban ini dibentuk pada 22 Januari 2020 dan aktif hingga April 2022. Riwayat organisasinya juga cukup panjang, termasuk sebagai Ketua LDK Universitas Udayana (1994) dan Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Bali (1998-2003).
Netizen pun ramai memberikan tanggapan terkait insiden ini. "Slamet seharusnya lebih profesional dalam menyampaikan kritik, bukan langsung menuding data abal-abal," tulis @AgriObserver. Sementara itu, @PoliticWatch berkomentar, "Amran emosi wajar, tapi sebagai menteri harus bisa tetap tenang menghadapi kritik."
Kasus ini menjadi sorotan publik dan memicu diskusi tentang etika berdebat di ruang rapat DPR. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok