Repelita Jakarta - Kiriman penggalan kepala babi ke kantor media massa Tempo pada Rabu, 19 Maret 2025, disebut sebagai bentuk teror yang mengingatkan pada tradisi mafia.
Paket tersebut dikirim dalam kotak kardus yang dilapisi styrofoam dan ditujukan kepada Cica, nama panggilan dari Fancisca Christy Rosana, wartawan desk politik dan host podcast Bocor Alus Politik.
Hussein Abri Yusuf muda Dongoran, rekan liputan Cica, menjelaskan bahwa paket tersebut sudah mengeluarkan bau busuk bahkan sebelum dibuka. Dirinya mencurigai paket itu sebagai bentuk teror karena tidak ada nama pengirimnya.
"Baunya makin menyengat dan terlihat masih ada darahnya," jelas Hussein saat menceritakan momen membuka paket tersebut.
Publik pun menilai kiriman kepala babi ini sebagai taktik intimidasi yang kerap digunakan oleh kelompok mafia. Akun Threads @mikaeldewabrata menyebut kejadian ini mirip dengan tradisi gangster.
"Mengirim kepala hewan itu tradisi gangster, seperti kejadian di Italia di mana pastor yang menyuarakan anti-mafia dikirim kepala babi. Angel Di Maria juga pernah dikirim kepala babi, dengan pesan ancaman," tulisnya.
"Mengirim kepala hewan (seperti juga di film Godfather) memang jadi taktik intimidasi, menakut-nakuti yang dikirim agar tidak macam-macam. Dalam kasus Tempo, ini tentu teror yang mengerikan," tambahnya.
Kejadian ini mengingatkan pada teror yang dialami pesepak bola profesional dan pemain Timnas Argentina, Angel Di Maria. Pada tahun 2024, Di Maria mengaku mendapatkan paket berisi kepala babi yang disematkan peluru saat pulang kampung di Funes Hills Miraflores.
Eks pemain Manchester United tersebut menyebut teror itu sebagai ancaman mati untuk keluarganya. Ia mendapatkan teror karena ingin kembali ke kampung halaman dan bermain bersama tim lamanya, Rosario Central.
"Ancaman itu muncul di lingkungan rumah orang tua saya dan menjadi ramai akhirnya. Di saat bersamaan, ada juga di rumah adik perempuan saya, yang sayangnya tidak tersiarkan berita karena adik saya dan suaminya takut untuk melaporkannya," cerita Di Maria kala itu.
Sebagai catatan, Rosario merupakan daerah dengan tingkat kriminalitas tinggi yang juga menjadi jalur ekspor obat-obatan terlarang. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok