Repelita Jakarta - Aksi penolakan terhadap pengesahan RUU TNI yang digelar di depan Gedung MPR/DPR sejak semalam diwarnai dengan kehadiran kendaraan tempur militer lapis baja.
Kehadiran kendaraan tersebut memicu reaksi keras dari masyarakat yang mempertanyakan alasan pengerahan alat perang dalam aksi damai.
Rekaman video yang diunggah oleh akun @barengwarga di media sosial X menunjukkan kendaraan lapis baja memasuki kompleks parlemen pada Kamis subuh. Video itu direkam oleh peserta aksi yang saat itu tengah mendirikan tenda untuk menggelar protes.
"Ini footage kita pas baru datang, ada kendaraan apa tuh?" tulis akun tersebut dalam unggahannya.
Selain kendaraan lapis baja, terlihat juga beberapa truk tentara yang memasuki area gedung parlemen. Kehadiran aparat bersenjata dalam jumlah besar menimbulkan pertanyaan di kalangan peserta aksi dan masyarakat luas.
"Kendaraan yang unitnya, BBM-nya, senjatanya, amunisinya, hingga celana dalam aparat yang menaikinya dibeli dan dibiayai dengan uang rakyat," tulis akun @joeyakarta.
Netizen lainnya menanggapi dengan nada sinis dan mempertanyakan tujuan pengerahan kendaraan tempur di tengah aksi damai.
"Widih, siapa sih yang mau diperangi mereka tuh? Rakyat sipil lho ini," tulis akun @anomyhae.
"Mau silaturahmi, eh malah dilihat kayak ancaman dan penjahat. Padahal mereka penjahatnya tuh #TolakRUUTNI," tambah akun lainnya.
Banyak pihak menilai kehadiran kendaraan lapis baja sebagai bentuk arogansi aparat yang dinilai tidak seharusnya terjadi dalam negara demokrasi.
"Gila, belum disahkan saja sudah begini tingkahnya, apalagi kalau sudah disahkan? Tetap kawal sampai tidak diputuskan #TolakRUUTNI," tulis akun @Todidler.
Situasi di depan Gedung MPR/DPR masih terus berkembang, sementara massa aksi berjanji tetap bertahan dan menolak pengesahan RUU TNI yang dinilai kontroversial. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok