Repelita Jakarta - Teror kepala babi yang dikirim kepada Francisca Christy Rosana atau Cica, host siniar Bocor Alus Politik Tempo, memicu reaksi keras dari berbagai pihak. Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes, pemerhati telematika, multimedia, AI, dan OCB independen, menyoroti tanggapan kontroversial dari Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (KKK) atau Presidential Communication Office (PCO), Hasan Nasbi, yang dinilai tidak pantas dan tidak profesional.
Menurut Roy Suryo, tanggapan Nasbi yang menyatakan, "Udah, dimasak aja," terhadap insiden teror kepala babi tersebut sangat tidak layak diucapkan oleh seorang pejabat tinggi negara. Meski Nasbi beralasan bahwa sikapnya didasari oleh sikap santai Cica, Roy Suryo menegaskan bahwa tanggapan tersebut mencerminkan ketidakseriusan dan ketidakdewasaan dalam menangani isu sensitif.
"Ini kan kami enggak tahu. Ini problem mereka dengan entah siapa. Entah siapa yang mengirim. Buat saya enggak bisa tanggapi apa-apa," lanjut Nasbi, yang justru semakin memperburuk citra dirinya di mata publik. Roy Suryo menyebut bahwa tanggapan semacam ini menunjukkan betapa buruknya kualitas komunikasi pemerintah saat ini.
Roy Suryo juga mengingatkan rekam jejak Nasbi di media sosial sebelum menjabat. Akun Twitter milik Nasbi, @datuakrajoangek, yang kini sudah dihapus, kerap memposting konten yang mengandung hate speech, SARA, dan bahasa yang tidak pantas. Beberapa postingannya bahkan menyinggung Presiden Prabowo Subianto dengan nada merendahkan.
"Pertanyaannya harusnya lebih mendasar. Beliau Islam? Kalau iya, kapan masuk Islamnya? Ada sertifikat mualafnya ga? Saksinya siapa? Mending jujur. Ga Islam pun boleh jadi Capres kok," tulis Nasbi dalam salah satu cuitannya yang kini telah dihapus. Roy Suryo menyebut bahwa kalimat-kalimat semacam ini sangat tidak pantas diucapkan oleh seorang pejabat negara.
Selain itu, Roy Suryo juga menyoroti kinerja tim komunikasi kepresidenan yang dinilai tidak efektif. Diskusi ilmiah yang diselenggarakan Universitas Paramadina pada 11 Maret 2025 lalu mencatat bahwa kepercayaan publik terhadap pemerintah semakin menurun, terutama karena kinerja tim komunikasi kepresidenan yang dinilai buruk.
"Kepercayaan publik terhadap komunikasi pemerintahan merupakan faktor penting dalam menjaga stabilitas dan efektivitas kebijakan. Sayangnya, tim komunikasi kepresidenan justru memperburuk citra pemerintah," ujar Roy Suryo, mengutip salah satu pembicara dalam diskusi tersebut.
Roy Suryo juga mengkritik keberadaan sosok-sosok kontroversial di lingkungan pemerintahan, seperti Rudi Valinka @kurawa (Staf Khusus Menkominfo Meutya Viada Hafid) dan akun KasKus Fufufafa, yang dinilai tidak berkontribusi positif bagi citra pemerintah. "Indonesia belum bisa seperti Filipina yang berani memakzulkan pejabatnya yang bermasalah," tambahnya.
Netizen pun ramai memberikan tanggapan. "Ini pejabat atau stand-up comedian? Tanggapan serius tapi jawabannya kayak bercanda," tulis seorang netizen. Netizen lain menambahkan, "Kalau pejabatnya saja tidak serius, bagaimana rakyat bisa percaya?"
Roy Suryo menegaskan bahwa kasus ini semakin memperlihatkan perlunya perbaikan dalam sistem komunikasi pemerintah. Tanpa perubahan yang signifikan, kepercayaan publik akan semakin sulit dipulihkan. "Bangkai mau ditutup-tutupin bagaimanapun juga akan tetap bau dan tercium aroma busuknya kemana-mana," pungkas Roy Suryo, mengingatkan bahwa rekam jejak buruk Nasbi dan tim komunikasi kepresidenan tidak bisa begitu saja dihapus.
Editor: 91224 R-ID Elok