Anjloknya IHSG Lebih dari 6% Bukan karena Danantara, Pengamat: Faktor Rebalancing Portofolio

Top Post Ad

 

Repelita Jakarta - Anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga lebih dari enam persen dalam penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa (18/3/2025), bukan disebabkan oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara alias Danantara.

Penegasan ini disampaikan oleh pengamat ekonomi, Januar Rizky, dalam wawancara bersama Jurnalis Senior Hersubeno Arief di kanal Youtube Forum News Network (FNN).

Baca Juga

• Okta Kumala Dewi Prihatin dan Geram atas Teror Kepala Babi ke Wartawan Tempo: "Serangan terhadap Kebebasan Pers"
• Hasan Nasbi Santai Tanggapi Teror Kepala Babi ke Kantor Tempo: "Dimasak Saja"
• Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi Dahsyat, 8 Desa di Flores Timur Terdampak Hujan Kerikil dan Abu
• Pelaku Pembunuhan Feni Ere Diduga Psikopat, Mayat Dikubur di Lokasi Favoritnya

"Saya tetap mengatakan IHSG jatuh gara-gara faktor rebalancing portofolio, bukan Danantara," kata Yanuar Rizky, Kamis (20/3/2025).

Meski begitu, Yanuar Rizky menyebut bahwa kehadiran Danantara ibarat menambah bumbu kecap dan bumbu asam dalam peristiwa merosotnya IHSG. "Danantara (ibaratnya) menambah bumbu kecap dan bumbu asam kalau kita makan bakso," ujarnya.

Penurunan drastis IHSG memicu penghentian sementara perdagangan saham atau trading halt oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Kejatuhan ini mengingatkan pada beberapa momen terburuk dalam sejarah pasar modal Indonesia, termasuk krisis keuangan Asia 1998 dan pandemi Covid-19 pada 2020. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok