Repelita Jakarta - Anies Baswedan menjadi pembicara dalam acara Ramadan Public Lecture yang diselenggarakan di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Senin. Dalam kesempatan itu, ia membahas pentingnya pendidikan dan demokrasi.
Salah satu pernyataan Anies yang menarik perhatian publik adalah mengenai cara mematikan demokrasi di suatu negara. Dalam cuplikan video yang dibagikan akun X @rahmaniarbaftim, Anies mengungkapkan bahwa ada tiga cara untuk menghancurkan demokrasi.
"Kalau mau mematikan demokrasi ada tiga caranya. Satu, ganti aturan main. Yang kedua, singkirkan lawan dari pertandingan, jangan sampai ikut orang lain kan. Yang ketiga, kuasai wasit. Jadi kalau mau mematikan demokrasi (pakai) tiga cara itu, inget-inget ya. Diinget-inget bukan untuk dipraktekkan tapi diinget-inget untuk melihat tanda-tanda," ujar Anies.
Pernyataan ini langsung menuai reaksi dari warganet. Banyak yang menilai bahwa tanda-tanda tersebut sudah terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
"Mau berkuasa di Wakanda: kuasai KPU, Bawaslu, dan MK," tulis akun @dmie*********
"Baru disampaikan tiga cara, di Wakanda sudah diberlakukan 10 cara. Wakanda dilawan..." komentar @coco******
"Kuasai aparat penegak hukum. Itu salah satu kekuatan malin bisa bertahan untuk berkuasa," tambah @rahim******
"Udah kejadian semua kayaknya di Indonesia, demokrasi udah mati sejak rezim Jokowi naik ditambah anaknya jadi Wapres," ujar @masu******
"Penyampaian Pak Anies benar adanya. Ditambah oposisi berusaha dibungkam," timpal @ditas******
Sementara itu, kritik terhadap kondisi demokrasi di Indonesia semakin menguat setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengubah syarat batas usia calon wakil presiden, yang memungkinkan Gibran Rakabuming Raka maju dalam Pilpres 2024. Keputusan ini dinilai oleh sebagian pihak sebagai bentuk nyata dari skenario mematikan demokrasi yang disampaikan Anies Baswedan. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok