Repelita Bandung - Pengamat politik Adi Prayitno menilai ceramah Anies Baswedan di Masjid Salman ITB kembali mengungkit Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Anies menyampaikan ceramah bertema "Ilmu dan Pikiran Kritis: Alat Penjaga Demokrasi" usai salat tarawih berjamaah di Masjid Salman ITB, Sabtu (8/3/2025).
Adi Prayitno menyebut pidato politik Anies menjadi viral dan menimbulkan kontroversi. "Tentu saja menjadi perbincangan karena pernyataan-pernyataan Anies di Masjid Salman ITB beberapa waktu yang lalu itu dinilai kembali mengkritik Jokowi dan juga mengkritik Pak Bahlil," kata Adi, Sabtu (15/3/2025).
Anies dinilai mengkritik Jokowi dan Prabowo Subianto saat diundang berdialog di Masjid UGM. Saat itu, Anies menyebut ada tiga cara untuk mematikan demokrasi, yaitu pemilu diatur lawan, dihalang-halangi, dan kompetisi yang pemenangannya sudah ditentukan.
"Sepertinya secara tidak langsung ingin curhat bagaimana praktik pemilu di 2024 dan pilkada di 2024. Salah satunya, Anies tidak bisa maju dalam Pilkada Jakarta karena semua partai politik diborong," kata Adi.
Di Masjid Salman ITB, Adi melihat Anies memberikan sindiran kepada Jokowi namun tidak lagi mengkritik Prabowo Subianto. Anies justru menyindir Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
Terkait Jokowi, Adi menuturkan Anies menyindir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia capres yang diubah. "Ketua MK dinilai punya hubungan kekerabatan dengan Pak Jokowi," imbuhnya.
Sementara itu, kritik terhadap Bahlil muncul saat peserta bertanya kepada Anies tentang pemimpin publik yang tidak bisa didikte oleh sistem tidak normal. Anies menjawab dengan menyebut dirinya sebagai doktor "beneran" yang tidak menggunakan jasa orang lain.
"Ramailah forum di Masjid Salman karena celetukan Anies dinilai memberikan sindiran kepada Menteri ESDM yang disertasinya di UI belum selesai dan diminta direvisi," kata Adi.
Reaksi Pro dan Kontra
Menurut Adi, setiap pernyataan Anies selalu memancing reaksi pro dan kontra. Ada publik yang memberikan apresiasi terhadap pernyataan politik Anies yang dianggap satire dan menukik halus.
"Pernyataan Anies dinilai cukup menukik halus tapi memberikan pesan yang cukup tajam terhadap kritik politik yang terjadi saat ini," katanya.
Di sisi lain, ada pihak yang membully Anies sebagai sosok yang gagal move on atau kalah dalam pilpres. "Wajar kalau kemudian kerjaannya hanya nyindir-nyindir sebagai orang yang saat ini tidak punya panggung politik," ujar Adi.
Adi menuturkan, Anies sebagai mantan gubernur kini menjadi simbol oposisi. "Yang paling penting adalah pikiran-pikiran kritisnya yang selalu memberikan narasi berhadap-hadapan dengan pemerintah," katanya.
Ceramah Anies di Masjid Salman ITB
Anies Baswedan hadir sebagai pengisi ceramah di Masjid Salman ITB, Bandung, Sabtu (8/3/2025). Dalam ceramahnya, Anies mengajak generasi muda untuk terlibat dalam demokrasi.
"Demokrasi itu diurus oleh kita semua. Rakyat yang menentukan arah demokrasi, terlibat dalam pengambilan keputusan," ucap Anies.
Ia juga menanggapi sikap apatis generasi muda terhadap demokrasi. "Rasanya tidak ya. Ganti pemimpin, Uang Kuliah Tunggal (UKT) naik. Kemacetan bukan soal kendaraan, tapi kebijakan sistem transportasi yang merupakan keputusan politik," ujar Anies.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok