Repelita Jakarta - Muhammad Said Didu marah besar usai Direktur Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, diringkus Kejaksaan Agung (Kejagung) karena terlibat skandal mega korupsi.
Orang yang sempat berkecimpung di BUMN ini tidak habis pikir terhadap alasan pihak Pertamina yang mengatakan kurangnya subsidi Pertalite dikarenakan kurang dana. "Kalian jahannam. Kalian kurangi subsidi Pertalite dengan alasan tidak ada dana," ujar Said Didu di X @msaid_didu.
Bukan hanya itu, Said Didu mengaku sulit menerima argumen bahwa Pertalite tidak diproduksi lagi karena bisa merusak lingkungan. "Ternyata kalian menipu rakyat dengan menjual RON 90 (Pertalite) dengan harga Pertamax (RON 92)," cetusnya.
Sebelumnya, Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkap skandal korupsi dalam ekspor-impor minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina. Salah satu modus yang dilakukan adalah memanipulasi bahan bakar minyak (BBM) jenis RON 90 menjadi RON 92 sebelum dipasarkan, menyebabkan kerugian negara yang mencapai Rp193,7 triliun.
Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus), Abdul Qohar, menjelaskan bahwa pengadaan BBM ini dilakukan oleh PT Pertamina Patra Niaga. Namun, dalam praktiknya, perusahaan tersebut membeli BBM dengan kualitas lebih rendah (RON 90), lalu menjualnya seolah-olah sebagai RON 92 dengan harga yang lebih tinggi.
Kejagung telah menetapkan tujuh orang sebagai tersangka dalam kasus ini. Di antaranya adalah Riva Siahaan (Dirut PT Pertamina Patra Niaga), Sani Dinar Saifuddin (Direktur Optimasi Feedstock and Product PT Kilang Pertamina International), serta Yoki Firnandi (Dirut PT Pertamina Shipping).
Selain itu, ada juga beberapa tersangka dari sektor swasta, termasuk Muhammad Kerry Andrianto Riza, putra dari pengusaha migas Mohammad Riza Chalid.
Modus manipulasi ini tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga berpotensi mempengaruhi kualitas BBM yang digunakan masyarakat. Kejagung memastikan akan terus mengusut kasus ini hingga ke akar-akarnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok