Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Kerugian Negara Akibat Kasus Oplosan BBM Pertamina: Ulil Abshar Sebut Terbongkarnya Kasus Ini Pertanda Baik

Top Post Ad

Soal Megakorupsi Pertamax Oplosan Rp 193,7 Triliun, Begini Komentar  Pengurus NU dan MUI Pusat - KABARBAIK.CO

Repelita Jakarta - Pengungkapan kerugian negara terkait kasus korupsi yang melibatkan PT Pertamina Patra Niaga turut memantik perhatian tokoh Nahdlatul Ulama, Ulil Abshar Abdalla. Ia menilai sengkarut Pertamax oplosan ini sangat menyakitkan hati segenap rakyat Indonesia.

"Di satu pihak, kasus ini bikin 'mules' semules-semunya, karena rakyat ditipu secara massal dalam jangka lama. Mereka mengira membeli Pertamax, ternyata yang diperoleh adalah Pertalite. Menyakitkan," kata Ketua Lakpesdam PBNU 2022-2027 ini dalam keterangannya di X, dikutip pada Jumat (28/2/2025).

Di pihak lain, lanjut Ulil, bahwa mega kasus ini terbongkar adalah pertanda baik. Ia berharap momentum ini jadi bukti bahwa niat Presiden Prabowo Subianto melakukan bersih-bersih sudah dimulai.

"Di satu pihak, kasus ini sangat menyakitkan rakyat. Tetapi di pihak lain, terbongkarnya kasus ini menunjukkan sebuah harapan, bahwa 'abuse of power' bisa diekspos ke publik," ungkapnya.

Menurutnya, negara ini tidak lagi semacam materi yang “opaque”, tidak tembus pandang, melainkan semacam kaca transparan, meskipun transparansinya masih sekian persen.

"Masih agak 'butek'."

Sebagaimana diketahui, Kejaksaan Agung menambah dua tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi terkait tata kelola minyak dan produksi kilang di PT Pertamina Patra Niaga pada Rabu (26/2/2025). Penambahan ini menjadikan jumlah tersangka dalam kasus tersebut menjadi sembilan orang. Mereka diduga terlibat dalam pengoplosan (blending) Pertalite di depo/storage untuk diubah menjadi Pertamax RON 92, yang mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp 193,7 triliun.

Kasus ini melibatkan lima komponen kerugian besar, antara lain kerugian ekspor minyak mentah dalam negeri sekitar Rp 35 triliun, kerugian impor minyak mentah melalui broker sekitar Rp 2,7 triliun, kerugian impor BBM melalui broker sekitar Rp 9 triliun, kerugian pemberian kompensasi tahun 2023 sekitar Rp 126 triliun, dan kerugian pemberian subsidi tahun 2023 sekitar Rp 21 triliun.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Below Post Ad


Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved