Repelita Solo - Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) membantah keras tuduhan yang dilontarkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait revisi UU KPK. Hasto sebelumnya menyebut revisi UU KPK yang disahkan Jokowi dimaksudkan untuk melindungi karir politik putra-putranya, Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution.
Dalam sebuah video sebelum ditahan KPK, Hasto menyatakan bahwa revisi UU KPK dimanfaatkan Jokowi agar kedua putranya bisa melenggang menjadi pemimpin tanpa khawatir terseret kasus gratifikasi.
“Saat itu Pak Menteri yang menjadi kepercayaan dari Pak Jokowi menyampaikan bahwa diperlukan dana sebesar 3 juta USD untuk menggolkan revisi Undang-Undang KPK. Dan mengapa berjalan mulus? Karena Presiden Jokowi punya kepentingan untuk melindungi Mas Gibran dan Mas Bobby,” ucap Hasto dalam video tersebut.
Menanggapi hal ini, Jokowi dengan tegas membantah. “Itu karangan cerita, semua orang bisa membuat karangan cerita,” ucap Jokowi di Solo, Jawa Tengah, Rabu, 26 Februari 2025.
Ia menegaskan bahwa tidak ada hubungan antara revisi UU KPK dengan karir politik anak-anaknya. “Hubungannya apa coba? Pakai logika dong kita itu. Pake logika, untuk apa, masa untuk menggolkan hal-hal yang kecil, pemilihan wali kota, yang benar aja. Logika kita kita pake lah,” tambahnya.
Jokowi menjelaskan bahwa proses revisi UU KPK telah dimulai sejak 2015, namun baru masuk Prolegnas pada 2019 setelah semua fraksi di DPR menyatakan setuju. Ia juga menegaskan bahwa dirinya tidak mengejar-ngejar untuk menandatangani revisi UU tersebut.
“Politiknya harus dilihat seperti itu. Tapi bukan dari sini. Bukan saya ngejar-ngejar, saya ngejar-ngejar, bukan itu. Tolong dilihat itu, dicek, ada beritanya semua,” jelasnya.
“Dan sampai setelah diundangkan, saya juga akhirnya tidak tanda tangan. Coba dilihat lagi. Ya tapi kan aturannya tetap setelah 30 hari bisa berlaku,” pungkas Jokowi.
Netizen pun ramai memberikan tanggapan.
“Kalau Jokowi bilang tidak ada hubungan, ya percaya saja. Beliau kan sudah membuktikan integritasnya selama ini,” komentar salah satu netizen.
“Tapi wajar saja kalau ada yang curiga, politik itu penuh intrik. Semoga semua bisa dibuktikan dengan transparan,” tulis netizen lainnya.
Tuduhan ini menambah daftar kontroversi di dunia politik Indonesia, yang terus menjadi sorotan publik. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok