Repelita Jakarta - Mantan Komisaris Ancol, Geisz Chalifah, kembali menyoroti kebijakan terkait proyek reklamasi dan Pagar Laut di Jakarta. Geisz menyebut bahwa sejak awal ia telah menganggap Pagar Laut hanyalah sebuah "karnaval".
Geisz juga menyinggung adanya pihak yang sempat menjadi pahlawan dengan membatalkan sertifikat reklamasi, namun akhirnya justru membatalkan keputusannya sendiri. "Sejak awal Pagar Laut, saya katakan hanya karnaval. Lalu ada yang jadi hero dengan batalkan sertifikat. Yang kemudian keputusannya itu dia batalkan lagi," ujar Geisz di X @GeiszChalifah (23/2/2025).
Geisz juga mengingatkan pernyataan Anies Baswedan, yang saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, pernah menegaskan akan menghentikan reklamasi. Namun, ia mengungkapkan momen ketika Luhut Binsar Pandjaitan menanggapi pernyataan tersebut dengan kalimat, "Siapa kau?". "Anies cuma senyum. Reklamasi tetap distop. Tanpa menjadikannya sebagai karnaval," tambahnya.
Geisz juga mengungkapkan bahwa sebelumnya ia telah memprediksi bahwa PIK 2 dan PSN akan tetap berjalan dan menghalalkan segala cara. "Berkaca dari pengalaman saya yakin seyakinnya. Operasi pembongkaran Pagar Laut hanya Karnaval," cetusnya.
Sebelumnya, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nusron Wahid membatalkan pencabutan sertifikat hak guna bangunan (SHGB) milik Sugianto Kusuma atau Aguan. SHGB milik PT Cahaya Inti Sentosa (CIS) yang terafiliasi Aguan dipastikan sah secara hukum.
Konsultan Hukum Pengembang PIK-2, Muannas Alaidid menyatakan bahwa hal ini telah terbukti setelah dicek kembali bahwa sebelumnya memang daratan terabrasi dan sudah bersertifikat SHM sebelum beralih HGB ke PT. “Hanya ada temuan dua bidang terkonfirmasi bukan daratan,” kata Muannas Alaidid dalam akun X pribadinya, Sabtu, (22/2/2025).
Dia juga menegaskan bahwa tidak ada sertifikat laut, melainkan sertifikat yang dulunya adalah daratan terabrasi. “Isu sertifikat laut sengaja dihembuskan oleh sekte 24/16 untuk dikaitkan dengan Jokowi seolah ada jual beli laut. Ini yang namanya Politisasi PIK2. Merdeka,” tandasnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok