Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Gaya Komunikasi Menteri Prabowo Disorot, Rhenald Kasali Singgung Arogansi Maruarar

Top Post Ad

 Rhenald Kasali Kritik Gaya Pidato Menteri Pariwisata: Jangan Baca Teks,  Pemimpin Harus Menginspirasi!

Repelita Jakarta - Guru Besar Universitas Indonesia, Rhenald Kasali, menyoroti gaya komunikasi dua menteri Kabinet Prabowo yang menjadi perbincangan publik. Kedua menteri tersebut adalah Menteri Pariwisata Widiyanti Putri dan Menteri Perumahan serta Permukiman Maruarar Sirait.

“Pertama adalah persoalan tentang bagaimana seorang menteri berkomunikasi dengan audiensnya,” ujar Rhenald dalam unggahan di akun TikToknya.

Ia menjelaskan bahwa komunikasi harus memiliki pertautan hati, mengutip Tuti Aditama, seorang presenter terkenal era dulu. “Ia mengatakan wawancara atau menyampaikan sesuatu itu adalah love story. Jadi ada hubungan batin dengan orang yang kita sapa,” jelasnya.

Widiyanti Putri sebelumnya menjadi sorotan setelah gaya komunikasinya dalam pidato viral di media sosial. Netizen mengkritiknya karena ia hanya membaca teks tanpa ekspresi yang meyakinkan.

“Ketika berpidato, jangan hanya membaca teks. Jadi menteri itu sebaiknya menggunakan pointers, kalimat hanya satu kata, dan kita sendiri yang menguraikannya,” terang Rhenald.

Menurutnya, seorang pemimpin harus menyapu audiens dengan pandangan mata, sebab kepemimpinan adalah soal pengaruh. “Buatlah agar mereka mengerti, buatlah agar mereka menurut, dan kemudian melakukannya. Itu tugas seorang menteri,” imbuhnya.

Sementara itu, Rhenald juga menilai Maruarar Sirait sebagai sosok muda yang luar biasa, tetapi gaya komunikasinya terkesan arogan.

“Tapi Ara, perbaiki arogansimu. Jangan pelihara gestur seperti itu. Kau bukan lagi anak baru kemarin, bukan lagi jagoan di jalanan, tapi kau adalah menteri,” ujar Rhenald.

Sebelumnya, video Maruarar saat bertemu sejumlah pengusaha juga ramai di media sosial. Dalam video itu, seorang pengusaha keberatan dipanggil dengan sebutan “kau” oleh Maruarar.

“Ketika jadi menteri, gunakan diksi yang baik. Jangan berperilaku seolah-olah kita paling benar sendiri. Itu tidak tepat,” tegas Rhenald.

Ia mengingatkan bahwa sebagai menteri, Maruarar mewakili Presiden Prabowo. “Apa yang ditampilkan menteri adalah wajah Prabowo. Kalau orang berpikir ini orangnya Pak Prabowo sombong semua, ini akan repot nantinya,” katanya.

Menurut Rhenald, pemakaian kata “kau” bisa diterima dalam konteks tertentu, seperti kepada orang yang lebih muda atau dalam lingkungan tertentu. “Tapi di pertemuan resmi, apalagi dengan pengusaha, tentu harus lebih bijak memilih kata,” tambahnya.

Ia pun berpesan agar Maruarar memperbaiki gestur dan etikanya dalam berkomunikasi. “Saya kira pesan saya kepada Ara, perbaiki gestur, perbaiki diksi, dan perbaiki attitude saat berkomunikasi. Kurangi kesombongan, karena itu modal baik untuk masa depan,” pungkasnya.

“Ini saya tidak bermaksud menggurui, tapi agar tidak dicontoh oleh kaum muda,” tutup Rhenald.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Below Post Ad


Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved