Repelita Jakarta - Sutradara film Dirty Vote Dandhy Laksono menyoroti dugaan pengoplosan bahan bakar minyak oleh PT Pertamina Patra Niaga. Ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap sistem distribusi BBM di Indonesia, terutama bagi masyarakat yang memilih menggunakan Pertamax untuk menghindari subsidi.
"Bahkan saat berniat baik pakai Pertamax karena merasa tak berhak disubsidi pun, kita tetap ditipu di negara ini," cetus Dandhy di X @Dandhy_Laksono.
Sebelumnya, Kejaksaan Agung mengungkap skandal korupsi dalam ekspor-impor minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina. Salah satu modus yang dilakukan adalah memanipulasi bahan bakar minyak jenis RON 90 menjadi RON 92 sebelum dipasarkan, menyebabkan kerugian negara hingga Rp 193,7 triliun.
Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Abdul Qohar menjelaskan bahwa pengadaan BBM ini dilakukan oleh PT Pertamina Patra Niaga. Namun, dalam praktiknya, perusahaan tersebut membeli BBM dengan kualitas lebih rendah, lalu menjualnya sebagai RON 92 dengan harga yang lebih tinggi.
Kejaksaan Agung telah menetapkan tujuh orang sebagai tersangka dalam kasus ini. Di antaranya Riva Siahaan selaku Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Sani Dinar Saifuddin sebagai Direktur Optimasi Feedstock and Product PT Kilang Pertamina International, serta Yoki Firnandi yang menjabat Direktur Utama PT Pertamina Shipping.
Selain itu, ada juga tersangka dari sektor swasta, termasuk Muhammad Kerry Andrianto Riza, putra dari pengusaha migas Mohammad Riza Chalid.
Modus manipulasi ini tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga berpotensi mempengaruhi kualitas BBM yang digunakan masyarakat. Kejaksaan Agung memastikan akan terus mengusut kasus ini hingga ke akar-akarnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok