Usai Tangerang, Kini Laut di Surabaya Sudah Bersertifikat HGB Seluas 656 Ha, Bagaimana Bisa Terjadi?

 

Repelita Surabaya - Usai terungkapnya kasus penerbitan Hak Guna Bangunan (HGB) di perairan Tangerang, kini muncul temuan baru di perairan Surabaya. Sebuah area seluas 656 hektare di kawasan perairan timur Eco Wisata Mangrove Gunung Anyar, Surabaya, terdaftar sebagai HGB. Temuan ini pertama kali disampaikan oleh akun media sosial X, @thanthowy, yang merujuk pada data dari situs resmi bhumi.atrbpn.go.id.

Tiga titik koordinat yang terdaftar dalam data tersebut adalah 7.342163°S, 112.844088°E; 7.355131°S, 112.840010°E; dan 7.354179°S, 112.841929°E.

Peneliti pusat kajian perkotaan Urbaning, Reno Eza Mahendra, mengungkapkan keprihatinannya terkait temuan ini, karena hal tersebut bertentangan dengan Putusan MK 85/PUU-XI/2013 yang melarang pemanfaatan ruang laut untuk kepentingan pribadi atau komersial. Laut, menurut putusan tersebut, adalah ruang publik yang tidak boleh digunakan untuk tujuan privat.

“Tak hanya di Tangerang, sekarang ada area HGB di atas laut Surabaya. Bagaimana ini bisa terjadi? Putusan MK 85/PUU-XI/2013 sudah melarang pemanfaatan ruang seperti ini,” ujar Reno.

Reno menilai bahwa temuan ini menunjukkan adanya ketidaksinkronan antara aturan hukum dan praktik administrasi pertanahan yang berlaku. Jika benar ada HGB di atas laut, hal ini bisa dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap aturan tata ruang yang berlaku dan merugikan kepentingan masyarakat umum.

“Situs ATR/BPN menunjukkan area HGB tersebut dengan jelas. Jika ini hanya kesalahan administrasi, harus segera diperbaiki. Jika tidak, ini bisa membuka celah untuk eksploitasi ruang publik,” tambahnya.

Reno mendesak Kementerian ATR/BPN untuk memberikan penjelasan mengenai hal ini, mengingat kasus serupa sebelumnya telah terjadi di perairan laut Tangerang.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga