Repelita Jakarta - Lira, seorang tokoh yang dikenal dengan sikap tegas terhadap pemerintah, kembali mengkritik keras strategi pemerintahan Jokowi terkait isu korupsi.
Dalam postingan di media sosialnya, Lira mengecam tindakan pemerintah yang menggerakkan buzzer untuk menanggapi pencalonan Jokowi sebagai finalis predikat "Corrupt" oleh OCCRP.
Lira menilai, upaya untuk menanggapi pencalonan tersebut justru memperburuk citra pemerintah, seperti menyiram bensin di tengah kobaran api.
Lira mengkritik buzzer yang menurutnya tidak berkompeten dalam menyusun narasi, bahkan cenderung ngawur dan asal-asalan. Dia juga menyoroti bahwa buzzer yang digunakan pemerintah sering kali membawa hoaks dan informasi yang tidak berdasar.
"Buzzer-buzzer kalian itu miskin literasi dalam menyusun narasi, ngawur, ngelindur dan asal ngedabrus," kata Lira.
Selain itu, Lira menegaskan bahwa OCCRP adalah lembaga internasional yang memiliki 180 jurnalis dengan integritas kelas dunia, serta menyebutkan sejumlah organisasi anti-korupsi di dalam negeri yang berperan dalam mengawasi kebijakan pemerintah.
Ia juga mengingatkan bahwa praktik korupsi dan kerusakan lingkungan akibat penambangan ilegal yang terjadi selama pemerintahan Jokowi kemungkinan besar akan semakin terungkap ke depan.
"Tak mungkin lagi menumbalkan satu dua orang untuk memikul uang kejahatan ribuan triliun itu, percayalah, satu persatu semua borok akan terungkap," tegas Lira.
Dia menyatakan bahwa kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh praktik korupsi, terutama terkait dengan penambangan ilegal, akan dibawa ke perhatian internasional melalui United Nations Convention Against Corruption (UNCAC).
Lira menambahkan bahwa pemerintah harus menghadapi kenyataan ini dengan menerima kritik dan memperbaiki kebijakan yang merugikan rakyat dan lingkungan. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok
