Repelita Jakarta - Kekecewaan anak Shin Tae-yong (STY), Shin Jae-won, terhadap pemecatan ayahnya dari jabatan pelatih Tim Nasional Indonesia semakin mengemuka. Pada 6 Januari lalu, PSSI resmi mengakhiri hubungan kerja dengan Shin Tae-yong setelah lima tahun melatih Timnas Indonesia. Menanggapi keputusan tersebut, Jae-won menulis unggahan di media sosial resmi Timnas Indonesia, di mana dia menyatakan bahwa PSSI akan menyesal atas keputusan tersebut.
Jae-won menyebut bahwa ayahnya telah memberikan segalanya untuk sepak bola Indonesia, berkorban banyak demi prestasi tim nasional. "Mari kita lihat bagaimana kalian akan melangkah lebih jauh tanpa dia. Dia telah memberikan segalanya untuk membawa Indonesia ke tahap ini. Saya punya banyak hal untuk dikatakan tentang bagaimana PSSI memperlakukan ayah saya selama lima tahun, tetapi saya akan tetap diam," ungkapnya.
Tak berhenti di situ, pada 9 Januari 2025, Jae-won kembali melontarkan kritik pedas terhadap PSSI. Dia mengklaim bahwa PSSI telah berbohong dan gagal memenuhi kesepakatan yang telah dibuat dengan ayahnya. Menurutnya, Shin Tae-yong sangat mencintai sepak bola Indonesia dan senang melatih Timnas Indonesia, serta telah berhasil membawa peningkatan signifikan bagi Indonesia dalam peringkat FIFA. Di bawah kepemimpinan Shin, Indonesia naik dari peringkat 173 dunia pada 2019 menjadi peringkat 127 pada 2024.
Selain itu, Shin juga tercatat sukses membawa Indonesia lolos ke Piala Asia 2023 untuk pertama kalinya setelah 20 tahun, serta berhasil menempatkan Timnas U-23 Indonesia di empat besar Asia. Keberhasilan lainnya termasuk lolosnya Timnas Indonesia ke babak 16 besar Piala Asia 2023 dan hampir lolos ke Olimpiade Paris.
Jae-won menilai pemecatan ayahnya terkait dengan hasil buruk Timnas Indonesia di Piala AFF 2024. Namun, menurutnya, Shin sudah menjelaskan sejak awal bahwa ajang ASEAN Championship tersebut hanya menjadi turnamen pemanasan. PSSI pun memutuskan untuk menurunkan pemain U-22 sebagai persiapan untuk Piala Asia U-23 2026 dan SEA Games 2025. Sayangnya, kenyataan justru berbeda. PSSI tidak memedulikan hasil di ASEAN Cup dan malah mengungkapkan bahwa mereka sudah lama berencana memecat Shin, terutama setelah kekalahan melawan China.
"Kebiasaan buruk federasi Indonesia (PSSI) dalam menggoyang Shin Tae-yong muncul lagi, kenapa seperti itu?" tulis media Korea, Chosun, yang menyoroti keputusan PSSI ini. Media lain, Sport Khan, mengungkapkan bahwa banyak penggemar sepak bola Indonesia yang kecewa dengan pemecatan Shin dan menginginkan agar PSSI tetap mempertahankan pelatih asal Korea tersebut.
Osen, media Korea lainnya, juga mengkritik keputusan PSSI yang terkesan terburu-buru, terutama setelah kontrak baru dengan Shin Tae-yong yang baru saja ditandatangani pada akhir tahun lalu hingga 2027. Mereka menilai bahwa Shin telah memberikan andil besar dalam meningkatkan prestasi Timnas Indonesia, termasuk membawa Timnas Indonesia lolos ke babak 16 besar Piala Asia 2023 dan menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang berhasil melaju ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Sementara itu, media XportsNews menyebut bahwa keputusan PSSI sulit dipahami, karena Shin telah sukses mengatur ulang skuad Timnas Indonesia dan membawa tim melaju ke prestasi yang lebih tinggi. Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari federasi sepak bola Korea terkait pemecatan Shin.
Pada sisi lain, pelatih baru Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, mengungkapkan rasa terima kasih kepada Shin Tae-yong atas kontribusinya dalam perkembangan tim. Kluivert menyatakan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk lolos ke Piala Dunia, dan dia siap menghadapi tantangan berat untuk membawa Timnas Indonesia meraih kesuksesan lebih lanjut.
"Saya akan berjuang keras demi memenuhi misi tersebut, kendati waktu yang saya miliki sangat singkat," ujarnya dalam wawancara dengan Fabrizio Romano. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok