Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

"Serangan Fitnah Terus Menerus, Hasyim Muhammad: 'Memfitnah Jokowi Sudah Menjadi Kebiasaan Tanpa Risiko'"

 YLBHI Rilis Daftar Alasan Mengapa Jokowi Layak Disebut Koruptor

Repelita, Jakarta - Penulis asal Mojokerto, Hasyim Muhammad, memberikan pembelaan terhadap Presiden ke-7 Republik Indonesia, Jokowi, terkait serangan yang terus-menerus diarahkan kepadanya.

Hasyim menyebut bahwa memfitnah Jokowi telah menjadi kebiasaan tanpa risiko bagi sebagian pihak. "Memfitnah Jokowi itu memang bisa dibilang nggak ada risiko. Termasuk memfitnah istri dan anak-anaknya," ujarnya melalui keterangannya di aplikasi X @hasyimmah pada 5 Januari 2025.

Ia menyoroti bahwa meskipun Jokowi sudah tidak menjabat sebagai presiden, serangan berupa fitnah dan kabar bohong tetap dilancarkan. "Sudah nggak menjabat apapun, tetap aja kena fitnah sana-sini," cetus Hasyim.

Menurut Hasyim, tindakan fitnah terhadap Jokowi bukan hanya tidak berdasar, tetapi juga menjadi kecanduan bagi pelakunya. "Memfitnah itu seperti candu. Sakaw kalau nggak dilakukan bagi pecandunya," tandasnya.

Ia juga menyinggung fenomena serangan terhadap Jokowi yang dianggap lebih mudah dilakukan dibanding Presiden Indonesia saat ini, Prabowo Subianto. "Dan karena nggak berani fitnah Prabowo, ya sudah fitnah Jokowi saja. Namanya juga sakaw," ujarnya.

Sebelumnya, Jokowi dinobatkan sebagai salah satu pejabat paling korup di dunia oleh OCCRP, yang memicu berbagai pembelaan dari sejumlah tokoh publik dan pendukungnya. Salah satunya adalah Dedy Nur, Ketua Biro Ideologi dan Kaderisasi DPW PSI Bali, yang turut membela Jokowi.

Dedy menilai tuduhan terhadap Jokowi merupakan konsekuensi dari kecanggihan politiknya. "Jokowi memang politisi canggih, itulah mengapa serangan roket jenis fitnah, hoax dan informasi palsu selalu datang silih berganti," ujar Dedy melalui keterangannya di aplikasi X @DedynurPalakka pada 2 Januari 2025.

Dedy menambahkan bahwa serangan tersebut adalah efek samping dari kecanggihan Jokowi dalam berpolitik. "Ini terlepas dari sentimen suka atau tidak suka, karena fakta canggih itu tidak berpihak ia faktual," sebutnya.

Dedy juga menilai bahwa tuduhan tersebut sulit dibuktikan dan merupakan tuduhan palsu. "Ini namanya tuduhan palsu, karena uang itu ada di mana-mana, bukan hanya ada dalam angan-angan," cetusnya.

Sementara itu, Dedy mengajak publik untuk mencermati reaksi Jokowi terhadap tuduhan tersebut. "Yang penting kita baca adalah reaksi orang yang kena tuding, apakah dia panik atau malah terpantau bodo amat dengan semua tuduhan itu," ujarnya. (*).

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved