Repelita Jakarta - Eks Staf Khusus Kementerian SDM, Muhammad Said Didu, mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi telah melakukan kudeta diam-diam terhadap PDIP sejak 2016 lalu, dengan tujuan menggantikan kekuasaan partai dengan kekuatan oligarki demi kepentingan politiknya.
Said Didu secara blak-blakan menyatakan bahwa meskipun tidak tampak jelas di permukaan, Jokowi telah mengatur pergeseran kekuasaan dalam PDIP dengan memasukkan oligarki ke dalam jajaran pemerintahan. Ia juga menambahkan bahwa Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP, menjadi korban dari upaya kudeta ini.
“Sebetulnya PDIP sudah dikudeta Jokowi 2016. Megawati itu sudah dikudeta. Cuma saya nggak tahu mereka paham atau nggak, tapi saya paham ini sedang dikudeta,” ujar Said Didu dalam podcast Keadilan TV.
Menurut Said Didu, Jokowi mulai mengganti para menteri yang pro rakyat dengan pejabat-pejabat yang lebih pro terhadap kepentingan oligarki. “Menteri-menteri yang berpihak ke rakyat diberhentikan. Rizal Ramli, Sudirman Said, apa segala, terus Menteri ecek-ecek dikasih ke PDIP,” tambahnya.
Lebih lanjut, Said Didu menjelaskan bahwa pejabat yang setia kepada Jokowi akan dipromosikan ke posisi-posisi penting, sementara PDIP hanya diberikan jabatan menteri yang tidak memiliki pengaruh besar dalam pengambilan kebijakan. Ia memberikan contoh posisi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang diisi oleh orang-orang dari kalangan oligarki.
“Oligarki yang dimasukkan, kita tahu lah siapa Menko Perekonomian, kan coba Ignasius Jonan dikeluarkan, iya (termasuk Anies Baswedan), Menteri yang ada integritasnya,” ungkap Said Didu.
Said Didu juga mengungkapkan bahwa meskipun PDIP terlambat menyadari, akhirnya mereka mulai melihat bahayanya pengaruh oligarki dalam pemerintahan.
"Di situlah bergabung istilah saya geng oligarki dan geng Solo. Dirancang semua, kapan Gibran, Bobby (menantu Jokowi) jadi (pejabat) oleh oligarki," ujar Said Didu. Ia juga menyatakan bahwa meskipun PDIP baru menyadari di ujung pemerintahan Jokowi, mereka kini menyadari betapa besar ancaman yang dihadapi partai tersebut.
“Saya bersyukur, di ujung pemerintahan Jokowi, PDIP menyadari macan yang menunggangi ternyata giginya sangat berbahaya,” kunci Said Didu. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok