Repelita Jakarta - Analis politik Said Didu kembali membuat pernyataan kontroversial dalam akun YouTube-nya. Ia menduga adanya konspirasi besar antara pihak Indonesia dan China terkait proyek di kawasan Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2).
Said Didu menyebut bahwa proyek tersebut bukan sekadar proyek properti biasa, melainkan memiliki agenda tersembunyi untuk menguasai ekonomi Indonesia.
Ia menyoroti ambisi besar yang terkandung dalam pengembangan PIK 2, termasuk rencana penguasaan jalur ekonomi strategis yang menghubungkan pantai Indramayu hingga Selat Sunda.
Jalur ini, menurut Said Didu, memiliki peranan penting bagi perekonomian Indonesia karena sekitar 42-45% perekonomian Indonesia bergantung pada jalur tersebut. Jika dikuasai, maka Indonesia bisa menjadi bagian dari China.
Said Didu juga mengkritisi penggusuran nelayan, petani, dan masyarakat kecil di sekitar PIK 2. Ia menilai proyek ini tidak hanya merugikan rakyat, tetapi juga menghancurkan harga diri bangsa.
"Berapa banyak rakyat yang tergusur tanpa harga diri? Nelayan dan petani kehilangan penghasilan dan akhirnya bekerja di proyek itu dengan posisi yang merendahkan martabat," tegasnya.
Selain itu, Said Didu menyoroti isu sumbangan besar dari pengembang proyek PIK 2 kepada beberapa pihak. Ia menyatakan bahwa uang yang berasal dari hasil "perampasan" rakyat tidak bisa dianggap halal, meskipun disalurkan kepada ulama atau tokoh masyarakat.
Ia juga mempertanyakan pihak-pihak yang memuji pengembang dengan alasan membuka lapangan kerja, namun mengorbankan kedaulatan bangsa.
Said Didu mengingatkan para tokoh bangsa, termasuk mantan prajurit dan ulama, untuk tidak menjadi "jongos" dari pihak yang ingin menjual bangsa.
Ia menyerukan agar mereka kembali pada nilai-nilai Sapta Marga dan Sumpah Prajurit demi menjaga kedaulatan Indonesia. "Negara kita sedang terancam. Jangan jual murah nilai-nilai bangsa hanya demi uang dan kekuasaan," tutupnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok