Repelita, Jakarta - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti mencermati maraknya tulisan 'Adili Jokowi' yang belakangan menghiasi tembok-tembok di berbagai penjuru Jakarta. Hal ini dianggap sebagai reaksi atas lamban dan lembeknya sikap penegak hukum, khususnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ray menyebut bahwa KPK belum apa-apa sudah berkelit dengan alasan belum ada laporan. "Lha...kasus korupsi tidak perlu menunggu laporan. Aneh bukan?" kata Ray dalam wawancara kepada Inilah.com di Jakarta, Minggu (5/1/2025).
Ia menambahkan, beberapa individu dan organ sudah pernah melaporkan anak bekas Presiden Jokowi ke KPK. Menurut Ray, sikap KPK tersebut semakin menumbuhkan pesimisme publik bahwa lembaga itu dapat berdiri mandiri dan independen.
"Biasanya, kala saluran-saluran formal tidak memberi respons memadai, maka isu akan berhamburan di luaran," ujar aktivis 98 ini.
Salah satunya, Ray menerangkan, berbagai tulisan-tulisan di dinding itu tentu saja ada kaitannya dengan rilis Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) baru-baru ini. Rilis tersebut menominasikan nama Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) sebagai salah satu tokoh terkorup, yang menguatkan apa yang memang menjadi perhatian sebagian masyarakat Indonesia.
Ray sendiri mengaku tidak memiliki informasi apapun mengenai siapa yang menggerakkan tulisan-tulisan tersebut.
Adapun soal kesalahan-kesalahan yang dituduhkan kepada Jokowi, Ray menegaskan, secara hukum hanya penyidik yang bisa memastikan hal tersebut. "Tapi secara politik kita bisa menyebut banyak hal," tambah Ray.
Beberapa hal yang disebutkan Ray antara lain kemerosotan perlindungan HAM, merosotnya indeks kebebasan berpendapat, turunnya indeks pemberantasan korupsi, perusakan lingkungan hidup, serta pemberian status PSN kepada PIK 2.
"Ini adalah sebagiannya. Dan salah satu yang paling fenomenal adalah dinasti politik yang dilakukannya," kata Ray.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok
