Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Pramugari Osima Yukari, Terjebak Dalam Kebakaran Glodok Plaza, Masih Hilang

 

Repelita Jakarta - Di balik kepulan asap dan reruntuhan yang menggulung Glodok Plaza, harapan seorang ayah masih tetap menyala. Edi Sunarsono, lelaki berusia 68 tahun, duduk dengan kepala tertunduk, namun matanya tetap memancarkan doa. Dia adalah ayah dari Osima Yukari, seorang pramugari yang menjadi salah satu korban dalam tragedi kebakaran yang mengguncang Jakarta Barat.

Osima Yukari, yang bekerja sebagai pramugari, masuk dalam daftar korban yang hilang dalam kebakaran besar di Glodok Plaza. Meski kenyataan semakin menghimpit, Edi masih memelihara harapan pada sesuatu yang lebih besar, yang tak terjangkau oleh nalar manusia. Ia berharap, meski kemungkinan semakin tipis, ada mukjizat yang akan menyelamatkan putrinya. “Harapan saya kalau ada mukjizat, monggo lah, siapa tahu, ini ketelingsud ya, ketelingsud,” ucap Edi, suaranya bergetar, penuh asa.

Edi ingin percaya bahwa anaknya yang masih hilang itu hanya mengalami luka ringan, atau sekadar terlewat dalam proses pencarian. Dengan hati yang berat, Edi mencoba menguatkan dirinya dan keluarga. Meski begitu, ia tak bisa menutupi kekhawatirannya. “Keluarga semua kan belum yakin kalau Ema sudah (tidak ada),” kata Edi, membiarkan perasaan ragu itu berlarut-larut dalam pikirannya.

Tidak mudah menerima kenyataan bahwa mungkin anaknya telah tiada, namun Edi mencoba untuk menghibur dirinya sendiri dengan keyakinan bahwa segala yang terjadi adalah bagian dari takdir Tuhan. “Ojo disesali, ojo ditangisi, ojo digelani. Ini adalah skenario Tuhan. Skenario Tuhan harus kita terima dengan lapang dada,” ucapnya, seperti mencoba meyakinkan hati yang hancur.

Edi masih terfokus pada proses identifikasi jenazah yang tengah berlangsung. Ia berharap tes DNA dapat membuktikan bahwa jasad yang ditemukan adalah anaknya, Osima Yukari. “Harapan saya clear cocok dengan DNA anak saya, saya ingin segera,” ucapnya dengan penuh harap.

Jika memang hasilnya positif, ia ingin segera membawa putrinya pulang ke Kendal, tempat keluarga besar yang masih menunggu. “Kalau clear bisa saya bawa pulang, kalau bisa lho ya,” tambah Edi, dengan nada penuh harapan meskipun sangat sadar bahwa hidupnya kini dihinggapi ketidakpastian.

Namun di balik harapan tersebut, tantangan besar masih menghadang. Proses pencarian korban semakin sulit dengan banyaknya puing dan sisa-sisa atap yang runtuh. “Kesulitan ini area luas ditambah tumpukan puing dan spandex ditambah dengan sekat-sekat ruangan,” jelas Syarifuddin, petugas yang terlibat dalam evakuasi. Semua ini memperberat upaya pencarian, namun Edi masih percaya bahwa di balik reruntuhan itu, ada harapan yang bisa ditemui, meskipun ia harus menunggu lebih lama.

Dalam keheningan malam yang gelap, seorang ayah tetap menjaga api harapan untuk anaknya yang hilang. Edi Sunarsono mungkin tahu bahwa dunia ini penuh dengan ketidakpastian, tetapi ia tidak ingin kehilangan keyakinan. Ia terus berdoa, berharap mukjizat itu datang, meskipun langit seakan berat menutup semua kemungkinan. Karena dalam setiap detik yang berlalu, di dalam hatinya, harapan tidak pernah padam. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved