Repelita, Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, masuk dalam daftar 10 pemimpin dunia yang dianggap berpengaruh pada 2025 versi media Singapura, Straits Times. Laporan berjudul "Mengenal 10 Pemimpin Dunia yang Perlu Diperhatikan pada 2025" dirilis pada Sabtu (4/1), mencatat Prabowo bersama tokoh-tokoh global lainnya seperti Donald Trump, Xi Jinping, dan Vladimir Putin.
Dalam laporan tersebut, Straits Times menguraikan peran signifikan para pemimpin dalam kancah global, kebijakan luar negeri mereka, serta respons terhadap tantangan tahun baru. Prabowo dijuluki sebagai "presiden kebijakan luar negeri pertama" Indonesia karena fokusnya pada diplomasi internasional.
Lawatan luar negeri Prabowo yang mencakup kunjungan ke China, Amerika Serikat, Peru, Brasil, dan Inggris menjadi sorotan. Di China, Prabowo bertemu Presiden Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Qiang, membahas penguatan kerja sama ekonomi dan pertahanan. Di Amerika Serikat, ia bertemu Presiden Joe Biden, lalu melanjutkan ke konferensi tingkat tinggi APEC di Peru dan KTT G20 di Brasil. Di Inggris, ia bertemu dengan Raja Charles III dan Perdana Menteri Keir Starmer, menegaskan komitmen Indonesia pada diplomasi global.
Straits Times juga mencatat langkah Prabowo yang tidak hanya memfokuskan diri pada geopolitik tetapi juga pada ekonomi, dengan visi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8 persen. Analisis media ini menilai bahwa pencapaian tersebut bergantung pada upaya menarik investasi asing yang substansial.
Prabowo juga mendorong Indonesia lebih aktif dalam kelompok multilateral, termasuk pengajuan untuk bergabung dengan BRICS. Dalam KTT BRICS di Rusia pada Oktober 2024, Indonesia mengungkapkan minatnya untuk menjadi anggota penuh, sebuah langkah yang menunjukkan perubahan signifikan dalam kebijakan luar negeri Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo.
Komentar netizen mengenai langkah ini bervariasi, dengan sebagian besar mengapresiasi pendekatan diplomatik yang lebih aktif, sementara beberapa lainnya mengkritik kebijakan luar negeri yang dapat memicu perdebatan internal mengenai kepentingan nasional.
Selama masa pemerintahannya, Prabowo juga disebut sebagai pemimpin "unorthodox" karena kebijakan kabinet yang melibatkan kamp pelatihan militer. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok
