Repelita Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyampaikan bahwa 26 ribu hektare tambang batu bara PBNU siap dieksplorasi.
Gus Yahya menjelaskan bahwa PBNU telah membentuk badan usaha untuk mengelola lahan tambang tersebut di Kalimantan Timur. "Kami sesuai dengan yang disyaratkan oleh peraturan Presiden itu sudah membentuk satu badan usaha yang dimiliki oleh koperasi," katanya dalam konferensi pers di Jakarta.
Ia mengungkapkan koperasi tersebut adalah milik PBNU dengan struktur pengurus dan warga. "Jadi yang kita bentuk itu PT Berkah Usaha Muamalah Nusantara. Ini nama perusahaannya yang dimiliki oleh Koperasi Nahdlatul Ulama. Sahamnya dimiliki oleh Koperasi Nahdlatul Ulama," lanjut Gus Yahya.
Menurutnya, PBNU telah mendapatkan wilayah izin usaha pertambangan khusus (WIUPK) yang diberikan oleh pemerintah kepada organisasi masyarakat. "Kami memang sudah mendapatkan koordinat wilayahnya. Itu ada sekitar 25.000-26.000 hektare di Kalimantan Timur," ujarnya.
Gus Yahya mengatakan potensi batu bara yang tersimpan di wilayah tersebut baru akan diketahui setelah eksplorasi lahan dilakukan. "Soal potensi batu baranya, tentu kita harus menunggu hasil eksplorasinya, karena belum dilakukan. Sekarang izin untuk eksplorasi itu saja masih baru diproses. Kita belum ada izin untuk eksplorasi, ini masih dalam proses."
Ia menambahkan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan berbagai persyaratan lain, seperti studi lingkungan dan izin eksplorasi. "Sekarang berbagai macam rangkaian dari persyaratan-persyaratan untuk memulai eksplorasi dan seterusnya masih sedang dipersiapkan. Belum selesai. Tentu saja nanti kami akan mengikuti alur yang ada itu."
Meski demikian, ia memastikan bahwa wilayah izin perusahaan pertambangan sudah diberikan kepada PBNU. "Semuanya akan kami penuhi," tegasnya.
Terkait hilirisasi tambang, Gus Yahya menyebut pihaknya belum menyiapkan desain pengembangan usaha. "Karena belum sungguh-sungguh mulai, tentu saja itu nanti tergantung bagaimana kalkulasi mengenai investasi bisnis yang bisa dijalankan," pungkasnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok