Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Polemik Pagar Laut 36 Kilometer dan Keterkaitannya dengan Proyek PIK 2, Hendri Satrio Soroti Dampak Sosial dan Ekonomi

Hensat: IKN Tidak Mungkin Mangkrak, Setidaknya Bisa Jadi Destinasi Wisata

Repelita Jakarta - Munculnya pagar laut sepanjang 36 kilometer di sekitar perairan Indonesia menjadi bahan perbincangan. Fenomena ini juga dikaitkan dengan proyek besar PIK 2 yang tengah berjalan. Dalam video YouTube Jangkrik Bos Ala Hensa, pengamat politik Hendri Satrio turut angkat bicara mengenai fenomena viral ini dan dampaknya terhadap masyarakat serta kebijakan pemerintah.

Menurut Hendri Satrio, pagar laut yang muncul di perairan tersebut kemungkinan besar merupakan peninggalan zaman dulu yang mirip dengan teori tentang Atlantis. "Ini bukan sekadar pagar biasa. Kalau ada berita tentang nelayan yang memasang pagar sepanjang 36 km, saya lebih percaya kalau itu memang peninggalan Atlantis," ujar Hendri Satrio.

Hendri Satrio juga menyoroti keterkaitan pagar laut ini dengan isu sosial dan ekonomi yang melanda wilayah PIK 2. Ia mengingatkan bahwa kesenjangan ekonomi yang besar antara masyarakat kaya dan miskin bisa memicu ketegangan. "Isu ini sangat terkait dengan pembangunan PIK 2 yang menyasar lahan-lahan yang sebelumnya digunakan oleh warga. Banyak yang merasa dirugikan termasuk nelayan dan petani, karena proyek besar ini mengancam mata pencaharian mereka," katanya.

Dengan melihat situasi tersebut, Hendri Satrio mengimbau agar pemerintah berhati-hati dalam menangani proyek besar ini. "Pemerintah perlu menyelesaikan masalah ini dengan cepat dan damai. Jangan sampai terjadi benturan antara warga dan pihak pengusaha yang memicu kerusuhan sosial," tambahnya.

Hendri Satrio juga menyoroti potensi konflik yang lebih besar di wilayah Rempang dan PIK 2. Menurutnya, meskipun masalah ini tampaknya sepele, bisa berdampak besar jika tidak ditangani dengan bijak. "Pemerintah harus waspada terhadap ketegangan yang ada. Kasus seperti ini sering dianggap remeh tetapi bisa membesar dan menyebabkan dampak sosial yang buruk seperti yang terjadi di Kedungombo," tegas Hendri Satrio.

Kritik keras juga datang kepada pengembang yang terlibat dalam proyek PIK 2. Hendri Satrio menilai bahwa langkah mereka yang menggusur tanah warga dan merusak lingkungan akan berdampak buruk pada kehidupan masyarakat lokal. "Tanah milik rakyat sudah digusur bahkan kali yang seharusnya menjadi milik negara pun kini terancam rusak," tambahnya.

Hendri Satrio juga mengingatkan bahwa kesalahan dalam mengelola isu ini bisa mengarah pada masalah yang lebih serius. Ia berharap agar pemerintah segera memberikan penjelasan yang jelas mengenai asal-usul pagar laut ini dan mengungkapkan siapa yang bertanggung jawab atas pembangunan tersebut. "Ini bukan masalah kecil. Pemerintah harus terbuka dan segera menyelesaikan masalah yang ada baik itu terkait dengan proyek PIK 2 maupun dengan masalah-masalah sosial yang terjadi. Jangan sampai masyarakat merasa diabaikan, karena dampaknya bisa sangat besar," tegasnya.

Hendri Satrio mengingatkan pentingnya penanganan yang hati-hati terhadap dampak sosial-ekonomi yang muncul akibat proyek tersebut. Pemerintah diharapkan tidak mengabaikan potensi konflik yang dapat berkembang menjadi masalah besar bagi masyarakat. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved