Peternak Boyolali Buang Susu, Kementan Impor 200 Ribu Sapi untuk Program Makan Gratis, Publik Geram

 

Repelita, Jakarta - Publik geram terhadap upaya pemerintah yang berencana mengimpor 200 ribu sapi perah untuk memenuhi kebutuhan Program Makan Gratis Presiden Prabowo. Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, mengungkapkan bahwa impor ini dilakukan sepanjang tahun 2025 untuk memenuhi kebutuhan susu dalam program tersebut. Rencana ini justru menuai kecaman dari masyarakat.

Pada akhir tahun lalu, peternak sapi perah di Boyolali mengalami kerugian besar karena hasil panen susu mereka tidak terserap oleh perusahaan susu. Setidaknya ada 50 ribu liter susu yang terbuang sia-sia, sebuah situasi yang mengecewakan bagi para peternak lokal.

Rencana impor sapi perah ini kemudian ramai mendapatkan kritik di media sosial, terutama terkait dengan keberlanjutan dan efektivitas program pemerintah. Netizen pun mempertanyakan manfaat dari blusukan yang dilakukan pejabat, yang menurut mereka tidak memberikan solusi nyata bagi peternak lokal.

"Blusukan ke sawah, berasnya impor. Blusukan ke peternak sapi, sapinya impor. Lalu manfaatnya selama ini blusukan apa ya?" tulis akun X @ch_chotimah2, (15/1).

"Di sisi lain, di Boyolali para peternak sapi perah mengeluh produksi susunya tidak bisa dibeli oleh perusahaan susu, hingga ribuan liter susu dibuang. Sebuah situasi anomali," ujar @iyoksantoso.

"Blusukan itu pencitraan dan ngabisin anggaran," sebut @Nurkhoi90816019.

"Ada daerah yg peternak sapi untuk susu itu ga di kelola..malah impor," tambah @koharramadi81.

"Kalau pejabatnya masih doyan bisnis ,jangan harap Indonesia swasembada!" sebut @Iwantrianto6.

"Padahal kemarin panen susu di Boyolali sampai dibuang-buang, apa ga melek ya pejabat @kementan," sebut @bie103.

"Pencitraan, pura-pura memantau, mempelajari dan berakhir IMPOR," sebut @Almabadawi9. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga