Repelita Jakarta - Wacana pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto semakin ramai diperbincangkan. Banyak yang memperkirakan bahwa pertemuan itu akan membuka peluang bagi PDIP untuk bergabung dalam pemerintahan, namun ada juga yang menilai bahwa hal tersebut akan sulit terwujud.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti, menilai bahwa meskipun pertemuan tersebut mungkin terjadi, sulit bagi PDIP untuk merapat ke pemerintahan Prabowo. Menurutnya, baik PDIP maupun Prabowo sendiri akan menghadapi banyak kendala jika mereka berusaha menjalin kerjasama tersebut.
"Ini tidak mudah, baik bagi PDIP maupun Prabowo sendiri," ujar Ray dalam keterangannya, Kamis (16/1).
Ray mengungkapkan bahwa PDIP kini mulai menemukan pola untuk menjadi oposisi di luar pemerintahan. Partai berlambang banteng moncong putih ini, lanjutnya, mulai terbentuk semangat oposisi hingga di tingkat bawah.
"Semangat dan kerja oposisi sudah mulai terbentuk bahkan hingga ke bawah," jelas Ray.
Ia juga menilai bahwa posisi PDIP di luar pemerintahan saat ini semakin mendapatkan simpati dari masyarakat. Beberapa kelompok mulai mendekat ke PDIP karena merasa senasib, salah satunya dengan kasus hukum yang menimpa Hasto Kristiyanto. Ray mengatakan bahwa kasus Hasto yang dianggap bermuatan politik ini malah tidak banyak dibicarakan, bahkan di kalangan oposisi.
"Kasus Hasto misalnya, tidak diributkan oleh banyak pihak, bahkan di kalangan oposisi, kasus itu cenderung dimaknai sebagai politik daripada penegakan hukum murni," ujarnya.
Ray juga menambahkan bahwa PDIP bisa menguntungkan dirinya sendiri dengan tetap berada di luar pemerintahan, khususnya menjelang Pemilu 2029. Jika PDIP terus aktif sebagai oposisi, partai ini memiliki peluang untuk kembali dominan pada Pemilu 2029.
"Jika performa mereka di oposisi terus aktif, partai ini akan kembali dominan pada Pemilu 2029," kata Ray.
Namun, Ray juga menilai bahwa jika PDIP bergabung dalam pemerintahan Prabowo, hal itu akan menurunkan citra PDIP di mata masyarakat. Ia menyebutkan bahwa hal tersebut akan terlihat lucu karena Gibran Rakabuming Raka, yang sebelumnya dipandang sebagai calon oposisi, kini berada di dalam pemerintahan Prabowo.
"Tentu akan terlihat lucu di mata masyarakat, orang yang pernah mereka pecat, kini mereka berada dalam satu perahu. Gibran jauh lebih kuat dan prestius. Kelucuan seperti ini hanya akan memudarkan citra PDIP di tengah mulai pulihnya kembali citra mereka," ujarnya.
Mengenai posisi Prabowo, Ray mengatakan bahwa presiden yang juga Ketum Gerindra itu akan kesulitan dalam menentukan komposisi kabinet. Ia meragukan apakah Prabowo berani mengurangi atau mengeluarkan menteri yang sudah ada dalam kabinetnya.
"Mau tidak mau, harus ada yang dikurangi atau malah dikeluarkan. Saya tidak yakin, Prabowo berani melakukan hal ini," tutup Ray. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok