Repelita, Jakarta - Debat panas soal dosa makan babi versus dosa korupsi kini makin memanas setelah Nagita Slavina menyantap hidangan yang diduga non-halal di Korea Selatan.
Tak sedikit publik yang membela istri Raffi Ahmad tersebut dengan alasan bahwa dosa makan babi tak sebesar dosa korupsi. Mereka yang membela Nagita Slavina menyayangkan sang artis dihujat habis-habisan, sementara para pelaku korupsi yang menilap uang negara tak mendapat perhatian serupa.
"Bagi muslim di Indonesia, dosa terbesar tuh cuman makan babi," sindir seorang warganet membela Nagita Slavina. "Di Indonesia level keharaman babi mengalahkan korupsi dan zina," bunyi komentar lain yang menyindir penghujat istri Raffi Ahmad itu.
Ulama kondang Ustaz Abdul Somad alias UAS menjelaskan perbedaan dosa korupsi dan makan babi. Abdul Somad tidak secara eksplisit menyebut dosa mana yang lebih besar, namun ia menjelaskan ada tanggungan tambahan setelah seseorang melakukan korupsi, yaitu mengembalikan uang yang ditilap.
"Kalau kau ambil babi, kau panggang, kau kasih kecap, itu yang dosa kau sendiri. Tapi kalau korupsi, kau makan, kau mesti kembalikan uang ini kepada orang pemiliknya," jelas UAS, dikutip dari ceramahnya yang diunggah di YouTube.
Adapun uang yang telah dikorupsi harus dikembalikan sesuai dengan skala kerugian kasus korupsi. Misalnya, jika seorang koruptor melakukan tindak rasuah berskala provinsi, ia harus mengembalikan seluruh uangnya ke orang-orang yang ia rugikan.
"Kalau kau korupsi satu desa berarti satu desa mesti kau cari, kalau kau korupsi satu provinsi, satu provinsi mesti kau cari," tegas UAS.
Aktivis keagamaan Guru Gembul memberikan penjelasan senada dengan UAS. Menurut Guru Gembul, dosa makan babi lebih mudah diselesaikan secara pribadi, sedangkan dosa korupsi lebih parah karena melibatkan orang lain.
"Orang mau makan babi satu kontainer, bertobat, dosanya langsung diampuni karena ditanggung pribadi," jelas Guru Gembul, dikutip Sabtu (18/1/2025).
"Orang korupsi, mau dia tahajud, puasa, dosanya gak diampuni sama Allah karena dosanya kepada orang lain," lanjutnya.
Ustaz Khalid Basalamah memberikan pandangan yang berbeda. Khalid menilai takaran dosa dari kedua perilaku tersebut sama-sama besar.
"Jadi kalau saya sih karena dua-duanya pelanggaran (makan babi dan korupsi), jangan dilakukan. Karena konsekuensi dua-duanya adalah hukuman," jelas Ustaz Basalamah dalam wawancara dengan Deddy Corbuzier. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok