Repelita Jakarta - Politikus PDI Perjuangan, Ferdinand Hutahaean, kembali melontarkan pandangan kritis mengenai situasi politik nasional dan proyeksinya untuk masa depan.
Ia memprediksi bahwa pertemuan antara Megawati Soekarnoputri dan Presiden Prabowo Subianto akan menjadi titik awal perubahan besar dalam peta politik Indonesia, bahkan bisa jadi sinyal bagi Jokowi untuk “mendapatkan kartu merah” dari peta politik mendatang.
"Prediksi saya setelah pertemuan ini akan ada lagi gelombang politik setelah pasca lebaran," ujar Ferdinand melalui akun Instagram pribadinya @ferdinand_hutahean (17/1/2025).
Ferdinand menilai salah satu perubahan besar yang akan terjadi adalah pergantian Ketua Umum Partai Golkar.
"Mungkin ketua umum Golkar juga akan berakhir dan diganti kembali," tukasnya.
Ia menyebutkan bahwa konfigurasi politik menuju Pemilu 2029 kemungkinan akan didominasi oleh beberapa kekuatan besar.
Seperti Gerindra, PDIP, Golkar baru, dan sejumlah partai lain yang berpotensi bersatu demi memajukan bangsa.
"Maka tangan Jokowi akan parah, tidak ada lagi di dalam cawe-cawe kedepan ini," Ferdinand menuturkan.
Ferdinand melontarkan kritik tajam terhadap peran Presiden ke-7 Indonesia, Jokowi, di politik nasional.
"Karena sepanjang Jokowi masih ada bercokol mempertahankan apa yang telah dia rusak, bangsa kita tidak akan baik-baik saja," tambahnya.
Menurutnya, Jokowi harus berhenti terlibat dalam dinamika politik mendatang.
"Maka saya berani mengatakan Indonesia akan baik-baik saja tanpa Jokowi di politik nasional dan anasir politiknya," imbuhnya.
Ia juga menilai pemerintahan Jokowi selama sepuluh tahun telah meninggalkan banyak masalah yang kini terus dipertahankan untuk menutupi sejumlah persoalan.
"Mereka terlalu menanamkan banyak hal keburukan selama memerintah sepuluh tahun. Dan, mereka mempertahankan ini supaya tidak terbongkar aibnya," terangnya.
Ferdinand optimistis bahwa aliansi antara Megawati dan Prabowo akan menjadi poros kuat yang mengubah peta politik nasional.
Ia menyebut bahwa dengan bersatunya kedua tokoh ini, Jokowi akan kehilangan ruang untuk memainkan peran di politik Indonesia.
"Ini adalah karma politik yang harus diterima dan Jokowi akan masuk ke dalam atmosfer pertempuran politik yang tidak mudah kedepan," tandasnya.
Lebih jauh, Ferdinand menyebut kemungkinan munculnya berbagai persoalan hukum yang akan mendera Jokowi di masa depan.
"Mungkin saja akan muncul masalah hukum yang mendera Jokowi. Seperti yang diprediksi banyak pihak," sebut Ferdinand.
Ferdinand juga menambahkan, ada anggapan bahwa Jokowi terlibat dalam sejumlah kasus hukum yang kini tengah menjadi perhatian publik.
"Karena banyak sekarang berasumsi Jokowi dalang dari banyak kasus hukum. Salah satunya Hasto Kristiyanto," kuncinya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok