Repelita, Jakarta - Kritikan terhadap Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang mencantumkan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) sebagai salah satu finalis pemimpin paling korup di dunia disampaikan oleh beberapa tokoh pendukung Jokowi.
Mereka menilai bahwa penilaian tersebut tidak berdasar dan merugikan nama baik Presiden serta martabat bangsa Indonesia.
Kritikan Terhadap OCCRP
Sekretaris Jenderal Relawan Projo, Handoko, mengkritik keras rilis OCCRP yang menuding Jokowi sebagai pemimpin yang terlibat korupsi. Menurut Handoko, jika tuduhan tersebut benar, maka pihak yang memiliki bukti konkret diminta untuk membawanya ke ranah hukum.
"Silakan saja proses hukum jika memang ada data dan fakta," ujar Handoko. Ia menegaskan bahwa tuduhan tersebut hanya dapat dibuktikan jika ada bukti yang jelas, bukan sekadar asumsi atau gosip.
Handoko juga menganggap rilis OCCRP sebagai upaya framing yang tidak hanya merugikan nama baik Presiden Jokowi, tetapi juga menghina martabat bangsa Indonesia.
"Penilaian seperti ini hanya mencerminkan bias dan tidak menghormati pendapat rakyat Indonesia yang jelas-jelas masih percaya pada Pak Jokowi," kata Handoko.
Ia menilai bahwa rakyat Indonesia yang merasakan langsung dampak dari kebijakan pemerintahan Jokowi lebih berhak untuk menilai kinerjanya, bukan lembaga luar yang tidak memahami kondisi riil di Indonesia.
Ia juga menyebutkan bahwa indikator yang digunakan oleh OCCRP dalam menilai Jokowi sangat keliru dan tidak mencerminkan kenyataan.
Menurut Handoko, tolok ukur yang sah untuk menilai kinerja pemerintah adalah hasil pembangunan, penegakan hukum, budaya politik baru, dan harapan masyarakat, yang semuanya masih dirasakan positif oleh rakyat Indonesia.
Tudingan Pesanan
Selain kritikan terhadap penilaian OCCRP, Ketua Umum Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer, juga meragukan kredibilitas lembaga tersebut. Ia mempertanyakan metode dan indikator yang digunakan oleh OCCRP untuk menilai Jokowi, terutama mengenai tuduhan korupsi yang dilontarkan.
"Kredibilitas dan netralitas tim penilai OCCRP sangat meragukan, terbukti dari hasil penilaian mereka yang ngawur. Apa yang dikorupsi Jokowi?" kata Noel, salah satu tokoh dalam organisasi Jokowi Mania. Ia menilai bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan Jokowi terlibat dalam tindakan korupsi, dan tuduhan tersebut hanya mengada-ada.
Lebih lanjut, Noel menduga bahwa laporan OCCRP tersebut bisa jadi merupakan pesanan dari kelompok tertentu yang memiliki agenda untuk menjatuhkan nama baik Jokowi.
Ia menyarankan agar OCCRP menjelaskan lebih rinci mengenai kriteria dan bukti yang mereka gunakan dalam penilaiannya, agar tidak terkesan hanya berdasarkan persepsi tanpa data yang jelas.
Ia menekankan bahwa jika OCCRP memang ingin terlihat netral dan imparsial, mereka harus mengungkapkan dengan transparan indikator dan fakta yang menjadi dasar penilaiannya.
"Kalau OCCRP memang netral dan imparsial, jelaskan kriteria dan fakta mana yang dimasukkan dalam kriteria tersebut. Jangan menarik asumsi tanpa data dan fakta yang jelas," tegas Noel. Ia juga menyarankan agar laporan tersebut tidak hanya didasarkan pada opini yang tidak faktual. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok