Repelita Jakarta – Nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) masuk dalam daftar tokoh paling korup versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP), dengan menempati peringkat lima besar di antara pemimpin dunia. Penilaian ini didasarkan pada hasil voting terbanyak yang diterima dari pembaca dan jurnalis global.
OCCRP, yang setiap tahun merilis daftar "Person of the Year," mencatat Jokowi bersama sejumlah tokoh besar dunia lainnya, seperti Presiden Suriah Bashar Al Assad, Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, Eks Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, serta pengusaha India Gautam Adani.
Drew Sullivan, penerbit OCCRP, menjelaskan bahwa korupsi merupakan bagian dari upaya merebut kekuasaan dan membentuk pemerintahan otokratis. "Pemerintah yang korup ini melanggar hak asasi manusia, memanipulasi pemilu, menjarah sumber daya alam, dan menciptakan konflik akibat ketidakstabilan yang mereka timbulkan," kata Sullivan.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pun mengkritik laporan OCCRP yang menyebut Jokowi sebagai salah satu pemimpin terkorup dunia. PDIP menilai laporan tersebut telah memalukan Indonesia di mata dunia internasional.
“Laporan OCCRP bisa menjadi petunjuk bagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Polri, dan Kejaksaan Agung untuk memeriksa Jokowi dan keluarganya, terkait dugaan korupsi ekspor ilegal bijih nikel yang merugikan negara hingga ratusan triliun rupiah,” kata juru bicara PDIP Mohamad Guntur Romli, Selasa (31/12/2024).
Guntur juga mengungkapkan bahwa laporan tersebut dapat menjadi dasar bagi penyelidikan lebih lanjut, termasuk mengungkap peran Jokowi dan keluarganya dalam kasus tersebut. Dia juga menekankan pentingnya KPK untuk bertindak tegas dan tidak terjebak dalam politik kekuasaan.
Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI), Islah Bahrawi, memberikan kritik tajam kepada KPK yang menurutnya kini lebih berfungsi sebagai alat politik. "Daripada jadi pasukan pemukul kekuasaan, mending KPK dibubarkan saja. Format ulang, lalu ganti dengan UU KPK setelan pabrik yang paling awal," tulis Islah dalam cuitannya.
Mengenai OCCRP, organisasi ini telah dikenal luas sebagai salah satu lembaga jurnalisme investigasi terbesar yang berfokus pada kejahatan terorganisir dan korupsi. Dengan mitra lebih dari 50 media di seluruh dunia, OCCRP mengungkap berbagai praktik ilegal yang merugikan masyarakat, meskipun pendanaan mereka berasal dari sumber-sumber yang kadang mendapatkan kritik.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan dari KPK terkait laporan tersebut.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok