Repelita Jakarta - Presiden Ke-7 RI, Joko Widodo, masuk dalam nominasi sebagai finalis tokoh Kejahatan Terorganisasi dan Korupsi 2024 yang dirilis oleh Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Selain Jokowi, terdapat lima pemimpin dunia lainnya yang juga masuk dalam nominasi tersebut.
Di antaranya adalah Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, Mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, dan pebisnis India Gautam Adani. Sementara itu, Presiden Suriah Bashar al-Assad menempati urutan pertama sebagai tokoh yang kini melarikan diri ke Rusia.
OCCRP adalah organisasi jurnalisme investigasi dunia yang fokus pada isu korupsi dan kejahatan terorganisasi. Media Tempo tercatat sebagai salah satu yang menjalin kolaborasi dengan OCCRP dalam mengungkap informasi ini.
Menanggapi laporan tersebut, politisi Partai NasDem, Irma Suryani, memberikan pernyataan tegas. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh tuduhan yang dilontarkan OCCRP terhadap Presiden Jokowi sebagai tokoh terkorup.
“Hati-hati terhadap provokasi media OCCRP yang mengatakan Presiden kita, Jokowi, presiden terkorup,” ujar Irma.
Irma mempertanyakan dasar dari tuduhan tersebut, mengingat Jokowi memiliki sejumlah pencapaian yang justru bertolak belakang dengan klaim korupsi. Ia menilai bahwa Jokowi tidak hanya berhasil mengembalikan aset Freeport dari 20 persen menjadi 51 persen, tetapi juga tidak terlibat dalam penjualan Indosat.
“Saya bingung, apa dasarnya mereka menyatakan itu? Karena dijelaskan Jokowi tidak menjual Indosat, bahkan bisa mengembalikan aset Freeport dari 20 persen menjadi 51 persen,” tambahnya.
Irma juga mencurigai OCCRP sebagai bagian dari agenda asing yang berusaha memecah belah Indonesia. “Saya curiga ini adalah agen asing yang berusaha memecah belah bangsa ini. Karena selama ini Jokowi tidak pernah memberikan kesempatan kepada Amerika untuk merampok bangsa ini,” tegas Irma.
Ia menilai tuduhan tersebut sebagai sentimen tanpa bukti konkret dan mengingatkan publik untuk tidak terprovokasi.
"Jangan pernah terprovokasi, mau dipecah belah agen asing. Apapun yang dinyatakan mereka menurut saya adalah satu sentimen,” katanya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok