Repelita Jakarta - Dedy Nur, seorang pengamat politik, menyoroti reaksi tajam yang muncul dari "barisan sakit hati" terhadap Presiden Jokowi. Menurut Dedy, masalah utama yang memicu kecaman adalah keputusan Jokowi yang memilih jalan politik yang berbeda.
Dedy menyebut bahwa Jokowi, yang telah mengabdi sebagai Walikota, Gubernur, dan Presiden selama dua periode, sudah terbiasa difitnah dari berbagai arah.
"Selama mengabdi untuk bangsa dan negara mulai dari jadi Walikota, Gubernur, hingga Presiden 3 periode eh salah 2 periode beliau ini sudah terbiasa difitnah dari arah kiri, kanan, atas, bawah," ujarnya.
Dedy juga menyatakan bahwa cara Jokowi merespons fitnah membuat para tukang fitnah justru semakin mumet, karena kesabarannya yang luar biasa.
"Ilmu kesabaran level dewa inilah yang membuat mereka tidak bisa tenang bahkan sampai beliau sekarang sibuk bersama tanamannya di rumah," tuturnya.
Dedy menambahkan bahwa meskipun Jokowi sudah tidak lagi terlibat dalam urusan politik, banyak orang politik yang tetap berusaha untuk mendekatinya.
Terkait tuduhan dari OCCRP yang kembali ramai diperbincangkan, Dedy meyakini bahwa upaya untuk menghancurkan reputasi Jokowi akan gagal.
"Pertanyaan sederhana dari Jokowi: Yang dikorupsi apa? Tidak akan bisa dijawab, karena mereka juga sadar memang tidak ada yang dikorupsi oleh Jokowi," tegas Dedy.
Sebelumnya, Jokowi juga merespon tuduhan mengenai dirinya yang masuk dalam daftar tokoh terkorup. Jokowi mempertanyakan tuduhan tersebut dengan bertanya, "Yang dikorupsi apa? Ya dibuktikan, apa?" di kediamannya di Solo.
"Orang bisa memakai kendaraan apapun lah, bisa pakai NGO, bisa pakai partai, bisa pakai ormas untuk menuduh, untuk membuat framing jahat," lanjut Jokowi dengan nada santai. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok