Repelita Jakarta - Kader Nahdlatul Ulama, Islah Bahrawi, mengkritisi wacana Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Indonesia, Yusril Ihza Mahendra, yang mengusulkan pemulangan Hambali dari Guantanamo.
Islah menyebutkan bahwa rencana tersebut perlu dipertimbangkan secara matang, terutama mengingat rekam jejak Hambali yang dikenal sebagai ideolog teror.
"Pak Presiden Prabowo, mohon menteri bapak yang mantan pembela Abu Bakar Ba'asyir ini diperhatikan sepak terjangnya," ujar Islah dalam keterangannya di X @islah_bahrawi (19/1/2025).
Islah menilai bahwa pemulangan Hambali, yang merupakan warga negara Indonesia (WNI), tidak boleh hanya didasarkan pada status kewarganegaraan, mengingat Hambali memiliki sejarah terlibat dalam serangkaian serangan teror di Asia Tenggara.
"Alangkah baiknya rencana Pak Yusril ini juga dikonsultasikan dengan Densus 88 AT Polri dan mantan-mantan anggota Jama'ah Islamiyah yang sekarang sudah insyaf," sebutnya.
Hambali, yang juga dikenal dengan nama Encep Nurjaman, dianggap bertanggung jawab atas sejumlah serangan teror, termasuk serangan bom di Bali 2002. Islah mengingatkan bahwa Hambali tidak hanya berperan dalam aksi kekerasan tetapi juga dalam mendanai jaringan terorisme di Asia Tenggara.
"Hambali adalah ideolog teror sejati yang merusak keluhuran ajaran Islam di seluruh dunia," cetusnya.
Islah juga menegaskan bahwa Hambali memiliki fatwa-fatwa ekstrem yang sangat berbahaya bagi citra Islam, salah satunya fatwa yang mewajibkan pembinasaan bagi mereka yang menolak Daulah Khilafah Islamiyah.
"Fatwa-fatwa ekstrem ini tidak bisa dianggap remeh karena dapat merusak pemahaman umat terhadap ajaran Islam yang damai," tambahnya.
Islah meminta Presiden Prabowo Subianto untuk lebih hati-hati dalam mempertimbangkan wacana pemulangan Hambali, agar tidak terjebak pada agenda tersembunyi dari pihak-pihak tertentu.
"Bapak Prabowo, kita sudah cukup menghadapi fatwa-fatwa ekstrem selama ini. Sebelum memutuskan, perlu dipertimbangkan dengan matang dampaknya bagi bangsa ini," imbuhnya.
Ia juga mempertanyakan alasan pemulangan Hambali hanya berdasarkan status kewarganegaraan.
"Mengapa hanya ideolog teror seperti Hambali yang ingin dipulangkan? Banyak WNI lain yang sedang dipenjara di luar negeri tanpa terlibat dalam terorisme," tegasnya.
Sebelumnya, Yusril Ihza Mahendra mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia tengah mempertimbangkan pemulangan Hambali, yang saat ini dipenjara di Guantanamo. Yusril menyatakan bahwa meskipun Hambali terlibat dalam kasus Bom Bali, dia tetap merupakan WNI yang harus mendapat perhatian dari pemerintah.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok