Repelita Jakarta - Gibran Rakabuming Raka, Wakil Presiden Indonesia, menjadi sorotan publik setelah mantan Ketua Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), Lukas Luwarso, memberikan komentar mengenai kondisi psikologisnya.
Lukas menilai bahwa Gibran menunjukkan tanda-tanda depresi, dengan wajah yang tampak kosong dan mata yang tidak fokus. "Kalau kita lihat Gibran atau Fufufafa ini kan selalu wajahnya orang kosong, matanya tidak fokus, kayak orang depresi saya melihatnya," ujar Lukas dalam tayangan YouTube Abraham Samad Speak Up, yang dikutip pada Rabu, 1 Januari 2025.
Lukas juga mengaitkan kondisi Gibran dengan fenomena parentifikasi, yaitu kondisi di mana seorang anak dipaksa mengambil peran orang tua sebelum waktunya. "Parentifikasi itu anak yang belum cukup umur dipaksa," jelasnya.
Menurut Lukas, Gibran sebelumnya dikenal sebagai individu yang menikmati hobi seperti mengoleksi mainan dan aktif di media sosial. Namun, perubahan peran yang tiba-tiba dalam dunia politik kemungkinan memberikan tekanan yang signifikan padanya. "Gibran itu kan masih suka main boneka ya waktu di Solo, walikota dia nyimpan mainan dan dia suka main game main media sosial," papar Lukas.
Parentifikasi sendiri adalah kondisi di mana seorang anak dipaksa mengambil tanggung jawab orang dewasa, sering kali disebabkan oleh situasi keluarga yang tidak stabil. Dalam konteks Gibran, Lukas berpendapat bahwa tekanan politik dan ekspektasi publik dapat memicu kondisi tersebut.
"Ketika satu keluarga anak yang belum cukup umur masih remaja tiba-tiba karena satu hal misalnya orangtua divorce dia harus menempatkan diri sebagai orang tua, jadi pengganti padahal belum siap," jelas Lukas. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok