Repelita Los Angeles - Bencana kebakaran besar yang melanda Los Angeles, Amerika Serikat, terus menjadi perhatian dunia. Kebakaran ini menghancurkan banyak rumah, termasuk milik para selebritas, dan menelan korban jiwa.
Di tengah tragedi ini, muncul berbagai spekulasi di media sosial, salah satunya mengaitkan kebakaran tersebut sebagai "azab" akibat dukungan Amerika Serikat terhadap genosida di Gaza. Namun, pandangan ini mendapat tanggapan keras dari Dokter Tifa.
Melalui akun pribadinya di platform X, Dokter Tifa menyatakan bahwa kebakaran ini tidak seharusnya dipahami sebagai azab. Ia mengungkapkan pandangannya bahwa kemungkinan besar kebakaran ini disebabkan oleh teknologi Directed Energy Weapon (DEW).
“Kebakaran besar dan meluas terjadi karena? Directed Energy Weapon. Paten WO2016024265A1, silakan disearching sendiri,” tulisnya di akun X pribadinya.
Dokter Tifa menjelaskan bahwa teknologi ini dapat memicu kebakaran skala besar dengan menggunakan energi terarah. Ia juga menambahkan bahwa paten terkait teknologi tersebut dimiliki oleh beberapa negara secara kolektif.
Teknologi semacam ini, menurut Dokter Tifa, tidak hanya berpotensi memicu kebakaran, tetapi juga dapat digunakan untuk menciptakan bencana alam lainnya seperti banjir dan gempa bumi. Ia menegaskan bahwa sejak April 2024, teknologi ini telah diaktifkan untuk mendukung berbagai agenda besar di dunia.
Meskipun ia tidak menutup kemungkinan bahwa bencana alam bisa jadi ujian bagi manusia, Dokter Tifa mengingatkan agar publik tidak hanya terpaku pada narasi azab. Ia menyarankan untuk melihat peristiwa ini dalam konteks yang lebih luas, dengan mempertimbangkan peran teknologi canggih dalam membentuk situasi global saat ini.
Dokter Tifa juga menyayangkan pandangan sempit yang menganggap kebakaran ini sebagai azab, tanpa memahami kompleksitas situasi yang sedang terjadi. “Semua hal bisa jadi ujian, musibah, berkah, bagi manusia yang terdampak karenanya, maupun yang menyaksikannya. Tetapi jangan berhenti di soal bahasan tentang azab,” tegasnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok