"Freeport Usulkan Perpanjangan Izin Ekspor, Bahlil: Akan Dibahas dengan Presiden Prabowo"

 

Repelita Jakarta - PT Freeport Indonesia mengusulkan perpanjangan izin ekspor kepada Pemerintah Indonesia. Masa depan izin ekspor ini di era Presiden Prabowo Subianto masih belum ditentukan, sebagaimana disampaikan oleh Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia.

Sebelumnya, Freeport memiliki izin pertambangan yang berlaku hingga tahun 2041 pada era Presiden Jokowi ketika 51 persen saham perusahaan tersebut dimiliki oleh Indonesia. Hal ini ditegaskan oleh Bahlil saat menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Kini, perpanjangan izin yang diajukan adalah terkait ekspor konsentrat yang masa berlakunya berakhir pada 31 Desember 2024. Bahlil mengatakan bahwa keputusan terkait hal ini belum dapat diputuskan.

"Kami akan bawa dalam rapat dengan Bapak Presiden. Kami lagi akan kaji, karena memang Freeport ini kan smelter-nya sudah jadi. Tapi kemudian kan musibah, ada pabrik asam sulfatnya yang terbakar," ujar Bahlil.

Bahlil juga menjelaskan bahwa pihaknya telah menggelar rapat dengan Freeport dan meminta agar prosesnya dipercepat. Semula, rencana selesai pada bulan Agustus, namun sekarang direncanakan selesai pada Juni 2025.

“Rapat ini akan kami bawa kepada Presiden Prabowo. Karena ini berkaitan dengan undang-undang, maka keputusan harus melalui rapat terbatas dengan kementerian terkait," tambahnya.

Bahlil menekankan bahwa meski smelter mengalami kebakaran, perbaikan diperkirakan selesai pada Mei atau Juni 2025. Ia menyebutkan bahwa kerusakan pada pabrik asam sulfat tersebut hanya sekitar 5-6 persen dari total komponen pabrik, sedangkan proses pengolahan emas tetap berjalan.

Masa depan izin ekspor Freeport Indonesia akan ditentukan setelah rapat terbatas dengan Presiden Prabowo dan menteri terkait.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga