Repelita Jakarta - Komisaris Independen PT Pelni, Kristia Budhyarto, atau yang akrab disapa Dede Budhyarto, berharap pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dapat membawa dampak positif bagi bangsa dan negara.
"Saya sih berharap benar-benar terjadi, untuk kemajuan bangsa dan negara, Oke Gasss!!," ujar Dede melalui akun X-nya, @kangdede78 (16/1/2025).
Dede juga menanggapi spekulasi mengenai kerenggangan hubungan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 RI, Jokowi, jika PDI Perjuangan bergabung dalam pemerintahan. Ia membantah anggapan tersebut dan menyebut isu itu sebagai imajinasi belaka, termasuk dari Pegiat Medsos Denny Siregar (Densi).
"No, itu hanya imajinasi Densi dan buzzer mitra judol aja," tegasnya.
Dede menambahkan bahwa jika para pemimpin bangsa dapat saling akur, kelompok yang sering melontarkan kritik keras tidak akan lagi memiliki alasan untuk menciptakan keributan. "Karena kalau para pemimpin itu akur, gerombolan itu nggak bisa meraung-raung," tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Anas Urbaningrum, juga memberikan tanggapannya mengenai pertemuan tersebut. Ia menyebut pertemuan antara Presiden Prabowo dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai langkah yang positif.
"Pak Jokowi bertemu Sultan, baik. Jika Pak Prabowo bertemu Bu Mega, tentu juga baik," ujar Anas dalam keterangannya di X @anasurbaninggrum (16/1/2025).
Anas menekankan bahwa pertemuan semacam ini tetap bernilai baik meskipun dapat ditafsirkan dan dimaknai dalam berbagai cara.
"Silahkan ditafsirkan dan diberi makna apapun, tetaplah bernilai baik," sebutnya.
Anas juga menyoroti kebiasaan sebagian pihak yang sering melontarkan kritik tanpa alasan yang jelas atau argumen yang kuat.
"Yang kurang baik adalah jotakan tanpa alasan, tanpa argumen," ujar Anas.
Menurutnya, perdebatan yang sehat dalam dunia politik sangat penting. "Berantem dengan argumen, itu baik," tuturnya.
Anas percaya bahwa perselisihan gagasan dan pertarungan pemikiran yang dilakukan secara dewasa dapat memberikan manfaat tanpa disertai dengan kebencian pribadi.
"Karena perselisihan gagasan dan pertarungan pikiran yang dewasa biasanya tidak diikuti dengan kebencian pribadi," tandasnya.
Anas mengajak seluruh pihak untuk memilih kedewasaan dalam menyikapi perbedaan. "Relasi pribadi tetap bisa dirawat dengan indah. Dewasa adalah pilihan," tegasnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok