Repelita Jakarta - Nama Connie Rahakundini Bakrie kembali menjadi bahan pembicaraan hangat di media sosial. Pengamat militer ini menarik perhatian publik setelah videonya yang membahas status tersangka Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, viral.
Namun, Connie Bakrie bukan sekadar tokoh lokal. Ia memiliki reputasi internasional yang cukup mengesankan, terutama di Rusia. Connie, yang kini berusia 60 tahun, adalah seorang Guru Besar Hubungan Internasional di St. Petersburg State University, Rusia. Ia juga merupakan anggota tetap dari Valdai Discussion Club, sebuah lembaga think tank bergengsi yang sering menjadi tempat Presiden Rusia Vladimir Putin berdiskusi tentang kebijakan strategis.
Nama Connie tercantum jelas di laman resmi Valdai Discussion Club sebagai salah satu pakar internasional. Sebagai anggota, ia memiliki kesempatan untuk terlibat dalam diskusi yang dapat memengaruhi kebijakan strategis Rusia. Pada tahun 2022, Connie bahkan menjadi viral karena momen berbincang langsung dengan Putin. Dalam pertemuan itu, Putin memuji Connie dengan menyebutnya sebagai "wanita cantik."
Sorotan terhadap Connie semakin besar setelah ia menyampaikan kritik tajam terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kritik ini muncul menyusul pengumuman KPK yang menetapkan Hasto sebagai tersangka pada malam Natal. Sebelum pengumuman tersebut, Connie mengklaim telah memprediksi langkah KPK terhadap Hasto.
“Ini bukan hal yang mengejutkan. Saya sudah mengatakan sebelumnya bahwa Hasto akan menjadi tersangka. Ini hanya masalah waktu,” ujar Connie dalam salah satu videonya yang viral di media sosial.
Tak berhenti di situ, Connie juga mengklaim memiliki dokumen penting yang ia sebut sebagai "kartu AS" untuk mengungkap fakta-fakta lain terkait pemerintahan Jokowi. “Saya tidak hanya berbicara tanpa dasar. Saya punya data yang bisa mengguncang fondasi kekuasaan ini,” katanya.
Isu ini semakin memanas ketika lembaga internasional OCCRP (Organized Crime and Corruption Reporting Project) memasukkan nama Jokowi dalam daftar finalis Tokoh Terkorup Dunia 2024. Connie menggunakan momentum ini untuk menguatkan kritiknya.
“Mari kita berhenti pura-pura. Jika dunia internasional sudah mulai menyoroti, maka ini saatnya kita berani bicara. Jangan biarkan korupsi menjadi warisan kita,” tulis Connie di salah satu unggahannya.
Pernyataan Connie menimbulkan respons beragam di tengah masyarakat. Ada yang mendukungnya sebagai figur berani, namun tak sedikit pula yang menganggap langkahnya sebagai bentuk provokasi. “Sebagai seorang akademisi dengan jaringan internasional, tanggung jawab saya adalah menyuarakan kebenaran, bukan berdiam diri,” tegas Connie saat diwawancarai. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok