Repelita, Jakarta - Presiden Indonesia ke-7, Joko Widodo, baru-baru ini masuk dalam daftar tokoh paling korup di dunia menurut Organisasi Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).
Berita ini langsung menggegerkan publik, dengan berbagai respons yang ramai di laman X. OCCRP, yang berbasis di Amsterdam, Belanda, merupakan salah satu organisasi jurnalisme investigasi terbesar di dunia yang didirikan oleh Drew Sullivan dan Paul Radu pada 2007.
Dalam daftar yang dirilis OCCRP, Jokowi menduduki posisi kedua setelah Presiden Kenya, William Ruto, sebagai tokoh paling korup selama masa jabatannya. Klaim ini menimbulkan berbagai reaksi dari netizen di media sosial.
Seorang pengguna X dengan akun @shda_agatha_ disebut-sebut sebagai buzzer yang membela Jokowi setelah pengumuman tersebut. Dalam cuitannya, akun ini menilai OCCRP sebagai alat untuk memfitnah tokoh politik dan menyebut bahwa data yang disampaikan oleh lembaga tersebut hanyalah spekulasi tanpa bukti yang jelas.
"Apa itu OCCRP? Sebuah 'alat' yang digunakan untuk memfitnah/menjatuhkan seorang tokoh/kepala negara/dsb yang tidak diinginkan. Ini hanyalah spekulasi dan fantasi bukan fakta dan bukti. Halu," tulis akun tersebut.
Komentar tersebut kemudian memicu reaksi dari netizen lain, yang membalas dengan sindiran dan kritik. Salah satunya menyebut, "Cuma gitu pembelaannya? Kaya anak SMA lagi copy paste soal jawaban dari internet terus dikasih opininya sendiri."
Netizen lainnya menambahkan, "Masih ada aja buzzerp yang belain pakai kirim link yang isinya gak nyambung, mana dibayar pakai uang pajak rakyat lagi."
"Buzzer Mulyono ngarang mulu," tulis seorang netizen dalam cuitannya, sementara yang lain mengungkapkan, "Hai penjilat."(*)
Editor: 91224 R-ID Elok