Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

[BREAKING NEWS] "OCCRP Akui Laporan tentang Jokowi Berdasar Polling Warganet, Bukan Bukti Konkret?"

 

Repelita Jakarta - Laporan Organized Crime dan Corruption Reporting Project (OCCRP) yang memasukkan nama Presiden ke-7 RI Joko Widodo ke dalam daftar finalis pemimpin dunia terkorup menjadi sorotan masyarakat. Ironisnya, laporan tersebut tidak didasarkan pada bukti, melainkan asumsi warganet.

Melalui siaran pers di situs resminya, OCCRP mengakui bahwa pihaknya tidak memiliki bukti atas tuduhannya terhadap Jokowi dan tokoh dunia lainnya. Dalam keterangannya, OCCRP menyebut bahwa nominasi berdasarkan usulan publik yang diterima melalui email dan sejumlah platform media sosial, termasuk Twitter.

Penerbit OCCRP, Drew Sullivan, menyatakan bahwa dalam beberapa kasus, tidak ada cukup bukti langsung tentang korupsi signifikan atau pola pelanggaran yang berlangsung lama. Dia juga menjelaskan bahwa OCCRP tidak memiliki kendali atas nominasi yang diusulkan oleh publik. Mereka menerima lebih dari 55.000 usulan yang mencakup sejumlah tokoh politik terkenal dan individu kurang dikenal.

Sejumlah dugaan serta asumsi para aktivis yang menghiasi pemberitaan turut menjadi indikator OCCRP dalam menominasikan Jokowi dan tokoh lainnya. Pernyataan OCCRP ini memunculkan keraguan mengenai validitas data laporan tersebut.

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Bung Karno, Faisyal Chaniago, turut menyuarakan keraguannya. Dia mengungkapkan bahwa proses nominasi menggunakan metode polling melalui Google Form yang dianggapnya tidak ilmiah. Faisyal menilai bahwa untuk menilai fenomena besar seperti korupsi, diperlukan analisis mendalam dan validitas data yang kuat. Dia juga mempertanyakan indikator yang digunakan oleh OCCRP dalam menominasikan Jokowi dan tokoh lainnya.

Faisyal menyoroti tidak adanya tokoh dari Amerika Serikat dalam nominasi tersebut, meskipun sejarah menunjukkan peran pemimpin Amerika Serikat dalam berbagai pelanggaran hak asasi manusia selama perang Irak. Dia menduga laporan OCCRP ini dimanfaatkan oleh politisi tertentu untuk menyerang Jokowi, meskipun dia tidak menafikan adanya kekurangan dalam kepemimpinan Jokowi.

OCCRP adalah organisasi jurnalisme investigasi berbasis di Amsterdam, Belanda, yang berfokus pada kejahatan terorganisir dan korupsi global. Organisasi ini menerima donasi dari berbagai yayasan swasta dan pemerintah negara-negara seperti Amerika Serikat, Prancis, dan Swedia. Namun, beberapa media dan pemerintah asing, termasuk India, pernah melaporkan bahwa OCCRP menerbitkan laporan investigasi dengan dukungan pemerintah AS.

Penjelasan OCCRP yang tidak memiliki bukti langsung memperkuat keraguan terhadap laporan ini dan menimbulkan pertanyaan mengenai motif di balik publikasi tersebut.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved