Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

"Arief Poyuono Bela Jokowi dari Tuduhan Korupsi dan Fitnah, Dedy Nur: Serangan Itu Efek Samping Kecanggihan Berpolitiknya"

 

Repelita Jakarta - Elite Partai Gerindra, Arief Poyuono, kembali memberikan pembelaan terhadap mantan Presiden Jokowi yang belakangan ini menjadi sorotan publik akibat berbagai tuduhan.

"Udah difitnah OCRRP jadi tokoh terkorup, sekarang dituduh melindungi orang yang jadi tersangka oleh KPK," ujar Arief dalam keterangannya di X @bumnbersatu pada 9 Januari 2025.

Arief merujuk pada laporan dari sebuah organisasi internasional, OCRRP (Organized Crime and Corruption Reporting Project), yang sebelumnya memuat tuduhan kontroversial terhadap Jokowi meski tidak disertai bukti jelas. Kini, Jokowi kembali disudutkan dengan tuduhan yang disampaikan oleh Effendi Simbolon yang menyebut dirinya melindungi Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, sebelum ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.

Arief menyayangkan tuduhan yang dianggapnya tidak berdasar dan hanya bertujuan menjatuhkan nama baik Jokowi. "Kasian banget mantan presiden kita Jokowi," imbuhnya.

Melihat tudingan dan serangan yang terus mengalir deras, Arief mempertanyakan kesalahan Jokowi selama menjabat Presiden hingga terus mendapatkan perlakuan negatif. "Salah apa dia selama ini sih," tandasnya.

Setelah Jokowi dinobatkan sebagai salah satu pejabat paling korup di dunia oleh OCRRP, berbagai tokoh publik dan pendukungnya berlomba-lomba membela. Setelah Arief Poyuono (Gerindra), Irma Suryani (NasDem), dan Muhammad Romahurmuziy (PPP), kini giliran Ketua Biro Ideologi dan Kaderisasi DPW PSI Bali, Dedy Nur, yang angkat bicara.

Dedy menilai tuduhan ini sebagai bagian dari konsekuensi atas kecanggihan Jokowi dalam berpolitik. "Jokowi memang politisi canggih, itulah mengapa serangan roket jenis fitnah, hoax dan informasi palsu selalu datang silih berganti," ujar Dedy dalam keterangannya di aplikasi X @DedynurPalakka pada 2 Januari 2025.

Blak-blakan, Dedy mengatakan bahwa serangan yang bertubi-tubi ke arah Jokowi merupakan efek samping dari kecanggihan dirinya. "Itu semua adalah efek samping dari kecanggihan beliau dalam berpolitik. Ini terlepas dari sentimen suka atau tidak suka, karena fakta canggih itu tidak berpihak ia faktual," sebutnya.

Dedy menilai serangan tersebut tidak lebih dari tuduhan palsu yang sulit dibuktikan. "Ini namanya tuduhan palsu, karena uang itu ada di mana-mana, bukan hanya ada dalam angan-angan," cetusnya.

Dedy juga menyoroti bahwa banyak istilah negatif yang terlanjur menempel pada Jokowi di mata publik. "Silakan saja buktikan bahwa tuduhan dari lembaga internasional itu benar, jika tidak pun artinya label, cap, dan beragam istilah yang dialamatkan ke Jokowi sudah terlanjur menempel dalam kesadaran banyak orang," tandasnya.

Namun, Dedy mengajak publik untuk mencermati reaksi Jokowi terhadap tudingan tersebut. "Tapi, yang penting kita baca adalah reaksi orang yang kena tuding, apakah dia panik atau malah terpantau bodo amat dengan semua tuduhan itu," kuncinya. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved